Perbedaan Penerapan Metode Problem Based Learning (PBL) dan Metode Demonstrasi Terhadap Pencapaian Kompetensi Skill Laboratorium Pada Mahasiswa PSIK Universitas Jember
Abstract
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti keberhasilan tujuan
pembelajaran ditentukan oleh proses belajar mengajar selama pendidikan. Ada
beberapa hambatan atau kekurangan dari metode demonstrasi atau praktikum
yang selama ini diterapkan yaitu kurang adanya peran aktif dari mahasiswa,
mahasiswa yang tidak memperhatikan saat dosen mempraktikkan prasat tindakan
keperawatan misalnya dengan bermain Hp dan berbicara sendiri dengan teman
yang lain, serta suasana ruangan yang panas dan gaduh karena jumlah mahasiswa
yang lebih banyak, tidak efektifnya waktu karena waktu yang tersedia terbatas.
Oleh Karena itu penulis bertujuan meneliti perbedaan penerapan pembelajaran
yang berfokus pada mahasiswa yaitu Problem Based Learning (PBL) dan metode
demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi skill laboratorium.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perbedaan penerapan
metode Problem Based Learning (PBL) dan metode demonstrasi terhadap
pencapaian kompetensi skill laboratorium. Penelitian ini menggunakan desain
Quasy Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent control Group Post Test
Design. Populasi yaitu mahasiswa semester VI angkatan 2010 sebanyak 89
Mahasiswa, sampel yang diambil sebanyak 24 sampel kelompok eksperimen dan
24 sampel kelompok kontrol dengan teknik sampling Probability sampling yaitu
Simple random sampling. Pengumpulan data dengan dilakukan intervensi
pemberian materi yang sama, setelah itu dilakukan post test untuk mendapatkan
nilai psikomotor untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
ix
Hasil penelitian metode Problem Based Learning (PBL) kategori sangat
baik > dari 50% yaitu sebanyak 62,5% (15 mahasiswa) dan sisanya pada kategori
baik yaitu sebanyak 37,5% (9 mahasiswa). Metode demonstrasi kategori baik >
dari 50% yaitu sebanyak 66,7% (16 mahasiswa) dan sisanya pada kategori cukup
yaitu sebanyak 33,3% (8 mahasiswa). Analisa data yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji Chi-Square, dimana α = 0,01, diketahui bahwa terdapat 1 cells
yang memiliki nilai ekspektasi kurang dari 5, dan nilai ekspektasi minimal adalah
3,00. Berdasarkan hasil data tersebut, maka p value dilihat dari tabel Fisher’s
Exact Test bernilai 0,000. Berdasarkan nilai p pada uji Chi-Square menunjukkan
bahwa Ho ditolak karena nilai p value (0,000) < α (0,01). Ho ditolak maka ada
perbedaan penerapan metode Problem Based Learning (PBL) dan metode
demonstrasi terhadap pencapaian kompetensi skill laboratorium pada mahasiswa
PSIK Universitas Jember.
Hasil penelitian diatas menjelaskan bahwa metode PBL lebih
meningkatkan kompetensi skill mahasiswa dibandingkan dengan metode
pembelajaran konvensional (demonstrasi). Didukung oleh pendapat yang
mengatakan lingkungan atau suasana kelas PBL memberikan kesempatan kepada
mhasiswa untuk mengembangkan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dan
mengubah suatu metode atau cara ke dalam situasi baru yang cocok. Mahasiswa
dalam lingkungan atau suasana kelas PBL secara khusus mempunyai kesempatan
yang lebih besar untuk belajar proses system reproduksi yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pada kehamilan secara fisiologis. Metode Problem Based
Learning (PBL) merupakan metode belajar yang yang berorientasi pada
mahasiswa, dimana kerangka kerja konstruktif merubah kondisi belajar
mahasiswa menjadi aktif, mahasiswa lebih percaya diri, mampu belajar secara
sadar diri sehingga pencapaian kompetensi lebih baik dibanding secara tradisional
(metode demonstrasi).
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]