dc.description.abstract | Hutan hujan tropis di Indonesia memiliki sumber daya hayati yang tinggi.
Salah satu pemanfaatan SDH yaitu sebagai pewarna alami yang dihasilkan dari
bagian-bagian pohon yaitu akar, batang, kulit batang, daun, bunga, buah, biji dan
getah. Bagian tersebut mengandung pigmen warna yang dapat diekstrasi menjadi
bahan utama pewarna alami. Pigmen pada tumbuhan tersebut antara lain
karotenoid, klorofil dan antosianin serta turunannya, yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber warna alami. Salah satu wilayah konservasi yang memiliki
kekayaan hayati dengan potensi sebagai penghasil warna alami yaitu TNMB.
Salah satu penghasil warna alami yaitu pohon penghasil warna yang beberapa
jenis telah dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Namun demikian informasi
tentang keanekaragaman jenis pohon penghasil warna di wilayah tersebut masih
terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi dan
keanekaragaman jenis pohon serta menganalis bagian dan warna yang dihasilkan
oleh pohon penghasil warna di Blok Pletes Resort Wonoasri TNMB.
Penelitian ini dilakukan di area yang secara geografis terletak pada
8°24´16´´LS dan 113°41´31´´BT dengan luas area 3,54 hektar. Pengambilan data
dilakukan dengan metode plot ransek. Metode ini menggunakan plot dengan luas
10 x 10 meter, dengan peletakan plot tanpa jarak antara satu sama lain. Data
tumbuhan yang dicuplik yaitu nama jenis atau jika tidak diketahui jenisnya maka
diberikan kode nama dan deskripsi morfologi. Hasil deskripsi digunakan untuk
analisis potensi warna alam yang dihasilkan oleh pohon tersebut. Selain itu jumlah
individu per jenis dan jumlah total individu alam komunitas dihitung untuk
menentukan keanekaragaman jenis dengan analisis rumus Shannon Wiener.
Parameter abiotik yang diukur yaitu pH tanah, intensitas cahaya, suhu lingkungan,
dan kelembaban udara yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Jenis-jenis
tumbuhan yang didapatkan kemudian diidentifikasi jenis dan dianalisis warna yang dihasilkan berdasarkan studi literatur di laboratorium ekologi dengan
bimbingan dari dosen pembimbing.
Hasil identifikasi menunjukkan 50 % dari 40 jenis pohon yang ditemukan
adalah pohon penghasil warna. Jenis pohon tersebut terdiri atas 193 individu yang
tergolong dalam 14 famili dan 19 genus. Famili dengan jumlah individu paling
banyak ditemukan yaitu Moraceae, terdiri atas lima spesies yaitu Ficus benjamina
L., F. hispida Roxb., F. glomerata Roxb., Artocarpus elasticus Rein. dan Streblus
asper Lour.. Permukaan daun dari famili ini dilapisi lilin dan relatif tebal. Hal ini
membantu dalam mengurangi evaporasi, sehingga dapat dengan baik beradaptasi
di lingkungan kering. Spesies pohon penghasil warna dengan jumlah individu
terendah adalah Terminalia bellirica Roxb., Alastonia scholaris R.Br. dan Garuga
floribunda, sedangkan pohon dengan jumlah individu paling tinggi adalah
Streblus asper Lour.. Hal ini disebabkan oleh proses polinasi Streblus asper yang
lebih mudah dibandingkan dengan yang lain (Mulasari, 2016). Keanekaragaman
jenis pohon penghasil warna memiliki nilai H’ sebesar 2,55 dan dikategorikan
sedang. Hal ini didukung dengan jumlah individu per jenis dan jumlah seluruh
individu yang ditemukan tercatat tinggi, namun terdapat beberapa jenis seperti
Streblus asper Lour., dan Vitex pinnata L. yang mendominasi jumlah individu per
jenis secara signifikan. Menurut literatur bagian pohon penghasil warna yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah kulit batang yang sebagian besar
menghasilkan dua warna yaitu coklat dan hitam, karena memiliki kandungan
metabolit sekunder berupa flavonoid dengan konsentrasi tinggi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat 20 jenis pohon
penghasil warna dari 40 jenis total tumbuhan yang ditemukan. Jenis-jenis tersebut
antara lain Alstonia scholaris R.Br., Garuga floribunda, Caesalpinia sappan
Lam., Vitex pinnata L., Persea americana Mill., Lagerstroemia speciosa Pers.,
Sterculia campanulata, dan Tectona grandis L. yang dapat menghasilkan warna.
Warna yang banyak dihasilkan yaitu coklat dan kuning sedangkan bagian pohon
yang paling banyak digunakan yaitu kulit batang pohon dengan menghasilkan
warna coklat dan hitam. Nilai indeks keanekaragaman jenis pohon penghasil
warna tergolong dalam kategori sedang | en_US |