Tudi Kasus Masalah Belajar Anak Kelompok B1 TK Plus AL-Hujjah Sriwijaya XXX/5 Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2018/2019
Abstract
Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus, dan lokasi penelitian
ini dilaksanakan di TK Plus Al-Hujjah khususnya di kelompok B1, Kelurahan
Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun Pelajaran
2017/2018. Metode pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Miles & Huberman,
aktivitas dalam analisis data meliputi Data Reduction, Data Display, dan
Conclusion Drawing/Verification.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan “I” mengalami masalah hasil belajar
yang dicapai kurang memenuhi target. Hal tersebut disebabkan oleh suasana hati
“I” yang kurang baik. Pada saat pembelajaran berlangsung sekitar 2-5 menit, “I”
mulai bergerak tidak terarah, ia sibuk dengan dirinya sendiri dengan bermain,
mengelilingi ruangan kelas, dan keluar kelas tanpa disadari oleh guru. Sehingga
“I” kurang memperhatikan guru yang sedang menyampaikan pembelajaran. Ia
bersikap acuh tak acuh dengan peraturan dan prosedur yang dibuat oleh guru. Hal
tersebut dipicu oleh pola tidur “I” yang tidak teratur dan keinginannya yang harus
dipenuhi. Ketika keinginannya tidak dipenuhi “I” mudah tersinggung, mengamuk
dengan membanting dan membuang barang yang ada disekitarnya serta menangis
meronta-ronta sambil berteriak di depan umum. “I” juga memiliki perilaku yang
kurang wajar yaitu kebiasaan terlambat masuk sekolah bahkan jarang sekolah
disebabkan oleh beberapa faktor yang mendominasi dan mendukung masalah
belajarnya.
Faktor yang mendominasi yaitu bentuk pola asuh yang diberikan oleh orang
tua “I” cenderung permisif kaitannya dengan konsep diri dan disiplin anak,
mengakibatkan “I” memiliki kebiasaan susah diatur yang menyebabkan dirinya
terlambat sekolah dan enggan bersekolah. Di samping itu, media massa yang
didapat karena sikap orang tua “I” yang kerap selalu menuruti keinginan dan
memfasilitasi kebutuhan “I” berupa televisi dan handphone. Dengan demikian
secara tidak sadar “I” menerima dan memperoleh penguatan (reinforcement) yang
diberikan oleh orang tua “I” tanpa ada batasan dan pendampingan dari orang tua.
lingkungan sosial merupakan faktor pendukung yang menyebabkan “I” meniru
perilaku yang dilihat secara berulang kali dengan adegan kekerasan yang terdapat
pada INKAI maupun di media massa yang diaksesnya. Selain itu, adanya sebagian
pelajar yang bolos sekolah di lingkungan sekitar “I” dapat memberikan contoh
kurang baik bagi lingkungan dan kemajuan pendidikan selanjutnya.
Saran yang disampaikan dari hasil penelitian ini adalah hendaknya orang tua
menerapkan pola asuh yang baik serta memberi teladan yang tepat bagi anak agar
tercipta perilaku yang baik. Disamping itu, hendaknya guru memberikan ruang
tenang dan pengawasan yang khusus untuk anak yang memiliki kecenderungan
masalah belajar serta perilaku agresif anak. Untuk peneliti selanjutnya penelitian
ini dapat dijadikan sebagai salah satu reverensi dalam penelitian agar lebih
mendalami untuk menemukan aspek lainnya.