Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. K dan Ny. S yang Menderita Skizofrenia dengan Masalah Keperawatan
Abstract
Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Skizofrenia adalah bagian dari gangguan psikosis yang terutama di tandai dengan kehilangan pemahaman terhadap realitas dan kehilangan pemahaman terhadap realitas dan hilangnya daya tilik diri. Klien dengan skizofrenia cenderung menarik diri secara sosial sehingga klien mengalami isolasi sosial. Jika pada klien isolasi sosial tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan resiko harga diri rendah, halusinasi dan resiko bunuh diri.
Desain penulisan yang dipakai pada karya tulis ini mengunakan laporan kasus yang ditulis secara naratif untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga pada pasie skizofrenia dengan masalah keperawatan isolasi sosial meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun intervensi, melakukan implementasi dan evaluasi keperawatan. Penelitian dilakukan kepada dua klien yang sudah terdiagnosa Skizofrenia. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara dengan klien, keluarga dan perawat desa, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei- Juni 2019 di wilayah kerja Puskesmas Tekung.
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan pada kedua klien terjadi perbedaan dalam menjalani pengobatan dan penangannya. Secara umum, intervensi pada kedua klien terdiri dari 4 tipe : keperawatan mandiri, health education, kolaborasi, observasi monitoring. Dari hasil penelitian diharapkan klien Skizofrenia mendapatkan perlakuan yang sama oleh keluarganya. Pada Klien Skizofrenia mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi terutama pada Klien isolasi sosial, yang mana keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kesembuhan klien yang mengalami masalah isolasi sosial. Kondisi keluarga yang terapeutik dan mendukung klien sangat membantu kesembuhan klien dan memperpanjang kekambuhan. Pelayanan kesehatan diharapkan dapat memaksimalkan pasien skizofrenia untuk terus melakukan kunjungan untuk memonitoring kondisi klien. Puskesmas diharapkan segera membentuk Posyandu Jiwa dan kader jiwa, sehingga petugas puskesmas lebih optimal dalam melakukan perawatan kesehatan jiwa