Maximum Power Point Tracking Berbasis Perturb And Observe – Fuzzy Pada Panel Surya Bereflektor Cermin Cekung
Abstract
Kebutuhan energi telah menjadi salah satu kebutuhan primer atau pokok
pada hampir seluruh masyarakat dunia. Tren pertumbuhan dan kebutuhan energi
juga semakin meningkat setiap tahunnya, berbanding lurus dengan semakin
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan populasi. Ketergantungan terhadap
kebutuhan energi juga tidak dapat terlepas dari peran serta alat elektronik yang
digunakan hampir pada seluruh bidang yang ada. Namun di sisi yang lain,
ketersediaan bahan bakar fosil untuk pembangkitan energi semakin menurun, hal
ini dikarenakan bahan yang digunakan untuk proses pembangkitan energi
tersebut adalah bahan yang sifatnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui
kembali. Oleh karenanya dilakukan beberapa inovasi untuk mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, salah satunya dengan menggalakkan
tren energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dengan kapasitas energi
tanpa batas. Namun permasalahan utamanya adalah proses konversi energi
terbarukan tersebut ke dalam bentuk energi listik masih sangat kurang. Pada panel
surya, energi yang dapat dikonversi hanya berkisar antara 20% - 30% dari total
energi yang didapat dari iradiasi matahari, sehinga perlu pengoptimalan daya agar
energi yang terserap dapat dimanfaatkan dengan maksimal pula. Oleh karenanya
perlu penelitian lebih lanjut mengenai optimalisasi daya pada panel surya, seperti
yang dilakukan pada penelitian ini yang berjudul Maximum Power Point
Tracking Berbasis Perturb And Observe – Fuzzy Pada Panel Surya Bereflektor
Cermin Cekung.
Pada penelitian ini dilakukan dua perlakuan untuk optimalisasi dan
pencarian daya maksimal yang dapat dihasilkan oleh Panel Surya berkapasitas 50
WP. Dua perlakuan optimalisasi daya tersebut yaitu terdiri dari optimalisasi
dinamis dan optimalisasi statis. Pada penelitian ini, optimalisasi daya dinamis
ix
dilakukan dengan penambahan scanning reflektor berupa cermin cekung. Proses
penambahan reflektor pada ke-empat sisi panel surya ini dilakukan untuk
menambahkan nilai iradiasi yang menimpa panel karena sinar matahari yang
menimpa penel surya tidak selalu tegak lurus dengan panel. Proses scanning
dilakukan setiap 30 menit untuk mengatur sudut reflektor cermin cekung yang
dapat mengikuti sudut datang sinar matahari, sehingga dengan pengaturan ini
cahaya matahari yang datang dapat dipantulkan oleh reflektor ke pemukaan panel
surya. Variabel yang menjadi acuan dasar untuk proses scanning reflektor ini yaitu
besar sudut dan jumlah intensitas cahaya matahari, pergerakan sudut dilakukan
dengan perhitungan dan perbandingan terhadap sudut referensi sinar datang
matahari. Hasil dari pengoptimalan scanning reflektor ini ditunjukkan dengan rata
– rata nilai iradiasi saat menggunakan reflektor sebesar 701,38 W/m², dan pada
saat tidak menggunakan reflektor sebesar 684,54 W/m². Perbedaan nilai iradiasi
ini juga berpengaruh pada daya output yang dihasilkan, rata – rata daya output pada
saat menggunakan reflektor cermin cekung sebesar 31,58 Watt, pada saat tanpa
menggunakan reflektor daya output yang dihasilkan sebesar 26,98 Watt.
Optimalisasi daya statis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan konsep Maximum Power Point Tracking. Perancangan MPPT ini
terdiri dari boost converter sebagai pengatur untuk menaikkan nilai tegangan yang
diberikan pada beban Rmp. Pengaturan ini dilakukan dengan memberikan sinyal
pulsa PWM pada driver boost converter. Perancangan boost converter terdiri atas
Induktor, Mosfet, Dioda, Kapasitor, dan beban Rmp. Definisi MPPT yaitu sebuah
metode untuk mencari titik nilai daya maksimal yang dapat dihasilkan panel surya
dengan berbagai perubahan nilai iradiasi. Anaslisis daya maksimal tersebut
dilakukan dengan menggunakan algoritma Perturb and Observe. Analisis
algoritma ini berdasar grafik karakteristik Daya – Tegangan (P-V) dengan berbagai
macam nilai iradiasi. Pada grafik tersebut terdapat titik puncak yang disebut MPP
(Maximum Power Point), titik inilah yang menjadi titik acuan untuk mencapai daya
maksimal. Ketentuan untuk mencapai titik tersebut adalah saat nilai error (e) = 0,
nilai error dapat dicari dengan ketentuan Perubahan Daya (ΔP) dibagi dengan
Perubahan Tegangan (ΔV).
x
Hasil dari analisis algoritma Perturb and Observe yang berupa nilai error
tersebut selanjutnya akan diproses lagi dengan perubahan nilai error pembacaan
saat ini dengan pembacaan error sebelumnya, perubahan ini disebut dengan ΔE.
Kemudian nilai E dan ΔE tersebut akan menjadi input untuk logika fuzzy dalam
melakukan proses kontrol untuk penentuan nilai duty cycle sebagai trigger untuk
mengatur nilai PWM pada boost converter. Kriteria yang harus dipenuhi untuk
mencapai daya maksimal yaitu e = 0, namun pada saat terjadi e>0 maka untuk
mencapai nilai MPP nilai duty cycle harus dikurangi sehingga nilai error bisa sama
dengan 0. Begitu sebaliknya saat nilai e<0, untuk mencapai nilai MPP nilai duty
cycle harus ditambahkan sehingga nilai error benilai sama dengan 0.
Hasil pengujian keseluruhan sistem MPPT dengan scanning reflekor
cermin cekung ini ditunjukkan pada nilai daya yang dihasilkan. Perbandingan
untuk pengujian sistem ini, juga dilakukan sebuah pembebanan langsung terhadap
keluaran panel surya (direct couple) dengan nilai beban yang sama yaitu beban
Rmp sebesar 6 Ohm. Nilai Pmax yang dihasilkan pada sistem ini juga
dibandingkan dengan nilai Pmax pada perhitungan teori. Pada data yang dihasilkan
saat nilai iradiasi sebesar 917 W/m², nilai Pmax teori sebesar 45,85 Watt, nilai
MPPT yaitu Ppv(P&O-Fuzzy) sebesar 41,47 Watt, nilai pada saat pembebanan
langsung sebesar 37,47 Watt. Dari hasil tersebut dapat diketahui bagaimana sistem
MPPT dan scanning reflektor ini bekerja. Terjadinya perbedaan nilai yang didapat
antara perhitungan dan aplikasi pada alat disebabkan karena rugi – rugi daya yang
tidak tersalurkan secara penuh pada komponen yang digunakan. Terjadinya rugi –
rugi ini biasanya dalam bentuk panas pada komponen seperti pada mosfet, dioda,
dan kapasitor. Rata – rata efisiensi yang diperoleh pada penggunaan Sistem MPPT
ini sebesar 88,66%, nilai ini jauh berbeda dari aplikasi pada saat tanpa kontrol
MPPT (direct coupled) yaitu sebesar 82,25%.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]