Manajemen Laktasi Antara Ibu Pekerja Dan Ibu Rumah Tangga Pada Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember
Abstract
Menyusui merupakan cara terbaik untuk memberikan nutrisi kepada bayi.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
dimulai dari satu jam pasca lahir sampai dengan bayi berusia minimal 6 bulan dan
dilanjut dengan diberikan makanan yang bergizi sebagai pendamping ASI (WHO
2016). Menurut UNICEF (2014) Indonesia termasuk negara yang memiliki
cakupan ASI Ekslusif rendah ketiga setelah India dibandingkan dengan negaranegara
ASIA lainnya. Angka cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Jember masih
dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Pada tahun 2017 angka
cakupan ASI eksklusif turun menjadi 69,43% (Dinkes Jember, 2018). Puskesmas
Sumbersari merupakan puskesmas dengan capaian ASI eksklusif terendah
diantara 7 puskesmas yang berada di wilayah perkotaan yaitu sebesar 59,71%.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya ASI eksklusif adalah
pekerjaan ibu. Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan perempuan berstatus memiliki anak untuk bekerja.
Berdasarkan survei BPS tahun 2016, jumlah angkatan kerja wanita di Provinsi
Jawa Timur terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini dari 114 juta jiwa (94%),
38% diantaranya adalah pekerja perempuan (43,3 juta jiwa) yang 25 juta
diantaranya berada pada usia reproduktif. Pada tahun 2014 angka angkatan kerja
wanita di Kabupaten Jember mencapai 40,86%, angka tersebut meningkat pada
tahun 2015 mencapai 41,45%. Di Kabupaten Jember angka angkatan kerja
tertinggi adalah Kecamatan Sumbersari yaitu sebesar 46% (BPS Kabupaten
Jember, 2016).
Pada wanita pekerja dikarenakan cuti melahirkan berlangsung hanya 12
minggu yaitu 6 minggu sebelum saatnya melahirkan dan 6 minggu sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan dan bidan. Hal tersebut yang menyebabkan ibu memiliki kendala waktu dalam memberikan ASI kepada
bayinya. Oleh sebab itu, manajemen laktasi dan program ASI eksklusif di tempat
kerja merupakan terobosan yang dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif
nasional. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana
manajemen laktasi antara ibu pekerja dan ibu rumah tangga terhadap pemberian
ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif
analitik komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Desain Penelitian yang
digunakan adalah case control. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sumbersari. Jumlah sampel sebanyak 116 yang terdiri dari ibu pekerja
dan ibu rumah tangga.
Penelitian ini menyebutkan bahwa sebagian besar pada ibu bekerja dan ibu
rumah tangga tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Berdasarkan uji regresi
logistik faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu
pekerja adalah umur (Pvalue = 0,029), pendidikan (Pvalue = 0,025), dan
manajemen laktasi (Pvalue = 0,013). Pada ibu rumah tangga faktor yang
berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif adalah pengetahuan (Pvalue =
0,024) dan dukungan keluarga (Pvalue = 0,031).
Kesimpulan dari penelitian ini variabel yang paling mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif pada ibu adalah variabel pendidikan karena manajemen
laktasi 8 kali lebih besar mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif.
Pada ibu rumah tangga variabel yang paling mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif adalah variabel pengetahuan karena pengetahuan 2 kali lebih besar
mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Saran yang dapat diberikan
kepada petugas kesehatan sebaiknya memperbanyak melakukan kegiatan untuk
menumbuhkan minat ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Kegiatan
sosialisasi kepada ibu, keluarga dan pengasuh tentang pentingnya ASI Eksklusif
serta cara melakukan manajemen laktasi dengan baik dan benar.
Collections
- MT-Sciences of Health [112]