Asuhan Keperawatan Keluarga Pasca Stroke Hemoragik Pada Tn. N Dan Tn. M Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Lumajang 2019
Abstract
Stroke merupakan penyebab utama dari kecacatan dan merupakan diagnosis tertinggi dalam perawatan jangka panjang, Umumnya sekitar 50% kasus stroke hemoragik akan berujung kematian dan kecacatan serius, dimana 15-30 % adalah pasca stroke hemoragik. Kondisi tersebut akan menyebabkan penurunan kekuatan otot yang merupakan faktor yang berhubungan dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik, Untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit lain, maka perlu dilakukan latihan mobilisasi.
Metode penulisan ini adalah laporan kasus terhadap 2 klien yang mengalami pasca stroke hemoragik dengan diagnosis keperawatan hambatan mobilitas fisik yang memenuhi kriteria partisipan dan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap, serta dilakukan pengambilan studi kasus selama 3 kali kunjungan pada klien 1 dan klien 2.
Hasil laporan kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Pasca Stroke Hemoragik Pada Tn. N Dan Tn. M Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Lumajang pada proses keperawatan yaitu pada tahap pengkajian pada kedua klien menunjukkan adanya hambatan mobilitas fisik pada ekstermitas atas dan bawah. Intervensi yang dilakukan pada klien pasca stroke hemoragik dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik yaitu teratasi sebagian dengan latihan ROM yang dilakukan penulis setelah melakukan asuhan keperawatan pasien pasca stroke hemoragik dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik, didapatkan hasil tujuan tercapai sebagian dengan batasan karakteristik:klien hanya dapat menunjukkan perbaikan atau perubahan menggerakkan tangan kananya. Hal ini menunjukan bahwa latihan terapi range of motion dapat membantu mengurangi masalah hambatan mobilitas fisik pada pasien pasca stroke hemoragik
Perawat juga diharapkan mampu memberikan proses asuhan keperawatan pasca stroke hemoragik dengaan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik, dengan latihan range of motion yang dilakukan selama 3 kali kunjungan. Hasil ini bisa digunakan sebagai data dasar bagi penulis selanjutnya agar lebih mengembangkan intervensi tambahan range of motion dengan memperhatikan kontraindikasi.