Show simple item record

dc.contributor.advisorWITCAHYO, Eri
dc.contributor.advisorSANDRA, Christyana
dc.contributor.authorHIDAYAT, Irnanda Pratama
dc.date.accessioned2020-08-12T02:00:07Z
dc.date.available2020-08-12T02:00:07Z
dc.date.issued2019-09-25
dc.identifier.nim152110101171
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100457
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan pemberian ASI yang telah dilakukan pada tanggal 12 Juni sampai 25 September 2019 menggunakan pendekatan studi kasus. Informan penelitian ini yaitu kepala ruangan, perawat pelaksana, konselor menyusui dan keluarga pasien, serta melakukan penentuan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi, kemudian akan disajikan dalam bentuk uraian kata-kata dari kutipan langsung oleh informan, serta menggunakan teknik analisis menggunakan teori Miles dan Huberman. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruangan berpartisipati dalam fungsi perencanaan yaitu dengan mengajukan rencana pengembangan ruangan, kebutuhan pelatihan dan pengadaan logistik yang diajukan setiap tahun. Intervensi yang dilakukan dalan pemberian ASI yaitu dengan pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai ASI kepada orangtua pasien, terdapat media mengenai ASI seperti poster dan mading. Fungsi organizing meliputi sumberdaya manusia, tersedianya metode pelaksanaan, serta sarana dan prasarana. Ruangan secara aktif mengusulkan kebutuhan pelatihan dan kebutuhan tenaga kesehatan setiap tahunnya. Metode pelaksanaan meliputi adanya SPO sebagai panduan untuk melakukan tindakan, uraian pekerjaan yang terdapat di setiap map tenaga kesehatan, shift kerja serta struktur organisasi yang akan mempengaruhi proses komunikasi di ruang Alamanda. Fungsipenggerakanpemberian ASIdiantaranya motivasi, komunikasi dan kepemimpinan. Motivasi yang didapat oleh perawat pelaksana berupa pujian dan kepercayaan yang diberikan oleh kepala ruangan. Komunikasi yang terjalin di ruang Alamanda cukup baik hal tersebut karena terdapat pre dan pos conference yang dilakukan secara rutin yang membicarakan mengenai kondisi pasien, hasil pelatihan atau seminar dan masalah atau hambatan yang terjadi. Fungsi pengawasan yaitu pencatatan susu formula, penilaian kinerja dan supervisi. Namun pencatatan dan pelaporan susu formula tidak dilakukan sejak pertengahan 2018, karena di ruang Alamanda tidak dilakukan IMD dan terdapat beberapa indikasi medis dari bayi yang mengharuskan mendapatkan susu formula khusus. Penilaian kinerja diruang Alamanda dilakukan setiap 3 bulan sekali dan dinilai oleh kepala ruangan. Sedangkan supervisi yang dijalankan digunakan sebagai pengganti kepala ruangan dan ketua tim atau disebut sebagai pengamat. Rekomendasi yang disarankan dari hasil penelitian adalah rumah sakit dapat membuat leaflet dan stand banner atau x banner dengan 2 bahasa, yaitu bahasa madura dan bahasa indonesia, menyediakan SPO mengenai pijat oksitosin dan menunjuk tenaga pelaksana untuk melakukan pijat oksitosin, melakukan sosialisasi atau induksi SPO, menegakkan pelaporan dan pencatatan dengan menggunakan format yang lebih rinci, serta melakukan supervisi secara partisipatif dengan menunjuk tim supervisi dan menyusun instrumen.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.subjectASI (air susu ibu)en_US
dc.titlePelaksanaan Pemberian Asi Di Ruang Alamanda Rsud Bangil Kabupaten Pasuruanen_US
dc.identifier.prodiIlmu Kesehatan Masyarakat
dc.identifier.kodeprodi2110101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record