Show simple item record

dc.contributor.authorFAHMI KHAIRIZAL RINALDI
dc.date.accessioned2013-12-18T07:04:20Z
dc.date.available2013-12-18T07:04:20Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM060910302250
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10039
dc.description.abstractGeng motor di Indonesia awal mula terbentuk pada awal ‘80an, tepatnya pada tahun 1978 geng motor pertama kali lahir di Indonesia. Moonraker nama dari geng motor yang terbentuk di kota Bandung, konon geng motor ini dianggap sebagai ruh dari semua geng motor yang ada di Bandung. Pada era tahun ‘80an ada empat geng motor paling besar di Bandung yaitu Moonraker, Grab On Road (GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Keempat geng itu sama-sama eksis dan memiliki anggota di atas 1000 orang hingga saat ini. Setiap geng motor yang dibentuk awalnya mempunyai tujuan tertentu seperti ketidakpuasan karena keamanan sekolah pada waktu itu, hingga kumpulan band yang berganti menjadi geng motor. Persaingan antar geng mereka curahkan lewat balapan liar antar geng dari Lembang menuju Bandung tanpa lampu dan tanpa rem. Tanpa adanya kekerasan antar geng, karena ketua-ketua mereka sebenarnya teman sepermainan atau teman nongkrong. Seiring berkembangnya zaman, anggota-anggota baru yang tergabung dalam geng mulai merubah keadaan. Yang awalnya geng motor dibentuk bukan untuk melakukan tindakan anarkis, menjadi geng yang ditakuti masyarakat setempat. Geng motor selalu erat dengan balapan liar. Hal ini telah berlangsung lama sejak awal mula terbentuknya geng motor di Indonesia. Geng motor di Jember bisa dikatakan hanya sebagai perkumpulan anak-anak muda yang mempunyai hobi yang sama yaitu mengutak-atik sepeda (memodifikasi mesin sepeda motor) yang kemudian dari modifikasi tersebut dilakukan tes uji kecepatan sepeda yang telah dimodif dengan cara mengadu sepeda yang telah dimodif dengan sepeda motor lain. Balap liar akan semakin marak tentunya bila para anak-anak yang tergabung dalam bengkel-bengkel ini ingin mengadu kecepatan mesin sepeda motor mereka. Namun balapan liar ini ternyata tidak gratis, melainkan mereka juga bertaruh uang untuk pemenang balapan ini. Uang taruhannya pun bervariasi, mulai dari Rp 50.000,- sampai Rp 5.000.000,- bahkan terkadang mencapai puluhan juta rupiah tergantung dari kesepakan awal dan massa yang terkumpul. Semakin sering menang sepeda yang digunakan balapan, maka akan semakin besar pula taruhan yang ditawarkan. Mereka tidak hanya berlomba adu kecepatan sepeda saja, mabuk-mabukan, narkoba, bertengkar antar anggota geng, main perempuan pun sudah akrab bagi mereka yang tergabung dalam geng motor. Penelitian yang berjudul perilaku balap liar anak-anak geng motor dengan studi deskriptif perilaku geng motor di kabupaten Jember ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui bagaimana bentuk-bentuk perilaku balap liar yang dimiliki oleh anak-anak geng motor di kabupaten Jember. Penelitian ini dilakukan di bengkel-bengkel yang digunakan sebagai tempat berkumpulnya mereka saat melakukan aktifitasnya. Seperti di jalan-jalan yang sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya anak-anak geng motor serta bengkelbengkel yang digunakan untuk memodifikasi sepeda mereka di Kabupaten Jember, seperti Jalan Gajah Mada depan GOR Kaliwates, jalan Kalimantan depan gedung Soetardjo, jalan Ambulu mengarah ke Bandara Notohadinegoro, serta bengkel di daerah jalan Kaliurang, dan bengkel di daerah Ambulu karena dilokasi tersebutlah tempat yang paling tepat dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Jenis penelitian ini ini adalah penelitian kualitatif dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data atau informasi dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa thick description yaitu peneliti berusaha untuk menyajikan informasi dan deskripsi atas fenomena penelitian secara menyeluruh dan mengonsultasikannya dengan pandangan teoretis yang relevan atau hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait. Untuk teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa perilaku balap liar anak-anak geng motor di kabupaten Jember merupakan cara untuk membuktikan eksistensi dan mempertahankan keberadaan mereka di dalam masyarakat. Dari perilaku-perilaku yang dimiliki oleh anak-anak geng motor, maka akan mudah dikenal oleh masyarakat. Seperti mabuk-mabukan merupakan media yang digunakan untuk para anggota dalam mempererat hubungan antara yang satu dengan yang lain. Dengan mabuk bersama sesama anggota, dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi mereka untuk saling bercerita tentang kehidupan pribadi mereka. Begitu juga dengan balap liar, balap liar merupakan salah satu cara untuk mempertahankan nama kelompoknya. Balap liar sendiri tidak terlepas dengan taruhan, dimana taruhan bagi anak-anak geng motor merupakan cara untuk mencari keuntungan. Selain itu balap liar dan taruhan juga merupakan ajang promosi gratis bagi bengkel yang mengikuti. Begitu juga dengan tawuran, tawuran merupakan cara untuk mempertahankan nama dan harga diri kelompok mereka masing-masing.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910302250;
dc.subjectPerilaku Balap Liar Geng Motoren_US
dc.titlePERILAKU BALAP LIAR GENG MOTOR DI JEMBER (Studi Deskriptif Perilaku Geng Motor di Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record