dc.description.abstract | Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu tujuan pembelajaran
sejarah yang direkomendasikan dalam kurikulum 2013. Namun berdasarkan tes
kemampuan berpikir kritis di kelas XI IPA 4 SMAN 1 Genteng diketahui bahwa:
(1) 39,21% peserta didik kurang mampu dalam menganalisis argumenargumennya; (2) 34,68% peserta didik kurang mampu dalam mengambil
keputusan dengan tepat dan cepat; (3) 36,56% peserta didik kurang mampu dalam
menentukan kredibilitas suatu sumber; (4) 30,93% peserta didik kurang memiliki
kemampuan dalam menyimpulkan dari beberapa konsep; dan (5) 29,37% peserta
didik kurang memiliki kemampuan mendefinisikan asumsi, istilah, dan
menjelaskan materi secara mendalam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpiki kritis peserta didik rendah.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis berdasarkan analisis perfomansi di
SMAN 1 Genteng, SMAN 2 Genteng, dan SMAN 1 Srono disebabkan karena
kurangnya materi Spanyol dalam RPP, pendidik tidak menyampaikan tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan ceramah, kurangnya bahan
ajar, sumber belajar, dan evaluasi masih pada level memahami. Solusi perbaikan
permasalahan tersebut yaitu dengan mengembangkan e-modul berbasis problem
based learning yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. | en_US |