• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    MANIFESTASI IDEOLOGI ANARKISME KOMUNITAS PUNK SEBAGAI PERLAWANAN TERHADAP MUSIK MAJOR LABEL

    Thumbnail
    View/Open
    Arif Rahman Hakim_1.pdf (1.315Mb)
    Date
    2013-12-18
    Author
    Arif Rahman Hakim
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kondisi musik di Indonesia mulai mengarah kepada industrialisasi, terutama saat masuknya perusahaan rekaman besar dengan modal besar. Keberadaan perusahaan dengan modal besar tersebut membawa dampak yang cukup besar bagi perkembangan musik di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan munculnya band-band baru dengan berbagai jenis aliran. Kondisi demikian mendapatkan sambutan yang positif bagi mereka yang ingin mendapatkan materi dan ketenaran melaui jalur musik dengan berada di bawah naungan major label. Dilain pihak keberadaan major label disikapi dengan negatif dan bahkan mendapat perlawanan. Komunitas punk merupakan salah satu komunitas yang berada bersebrangan dengan kondisi tersebut. Bagi komunitas punk tidak seharusnya musik menjadi alat untuk menguasai pihak lain, dalam hal ini adalah major label dengan kemampuan kapitalnya menguasai band-band yang berada di bawah naungannya. Komunitas punk dengan ideologi anarkismenya menginginkan adanya kebebasan dan kemerdekaan bermusik. Perlawanan yang dilakukan oleh komunitas punk terhadap komunitas atupun industri tersebut dilakukan dengan beberapa cara, seperti: perlawanan dengan tindakan destruktif, yakni perlawanan yang dilakukan dengan melakukan konfrontasi langsung dengan pihak yang dilawan, dengan melakukan penyelundupan personil untuk masuk dalam setiap ajang festival band, mereka melakukan perusakan alat-alat panggung. Cara lain yang dilakukan adalah dengan membuat event tandingan yang mereka beri nama event “Geriliya Bawah tanah”. Event ini mereka tujukan sebagai wadah atau sarana bagi mereka yang merasa tidak ingin berusan dengan pihak industri rekaman, dan musik sebagai bentuk perlawanan lainnya. musik bagi komunitas punk mereka jadikan sebagai media komunikasi terhadap komunitas di dalam dan di luar mereka, tentang ide, cita-cita dan perjuangan mereka. Perlawanan yang dilakukan oleh komunitas punk sudah barang tentu secara umum mereka sasarkan pada major label. Namun selain major label ada beberapa komunitas maupun sikap yang menjadi perlawanan komunitas punk, seperti: band cover, merupakan komunitas anak-anak band yang gemar melakukan peng-coveran lagu-lagu milik orang lain, yang dibawakan seolah-olah lagu itu milik mereka. sedang sikap yang menjadi perlawanan oleh komunitas punk adalah sikap sellingOut. Sikap ini kerap ditunjukan oleh komunitas internal punk yang hanya menjadikan punk sebgai tunggangan untuk menembus pasar utama dan untuk mencari perhatian dari major label.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10024
    Collections
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences [5682]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository