Analisis Postur Kerja dan Karakteristik Individu Dengan kejadian Muskuloskeletal Disorder‟s Pada Karyawan Sektor Formal PT.Bumi Suksesindo Pesanggaran Banyuwangi
Abstract
Musculoskeletal Disorders (MSDS) merupakan sekelompok gejala yang mempengaruhi fungsi normal dari jaringan halus system musculoskeletal yang terakumulasi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, dapat dalam hitungan beberapa hari, bulan dan tahun,tergantung berat ringannya trauma. PT.Bumi Suksesindo adalah salah satu perusahaan tambang emas yang berada di daerah Banyuwangi. 90% aktivitas pekerja administrasi di kantor PT. Bumi Suksesindo bekerja menggunakan komputer dengan posisi duduk.Hasil studi pendahuluan yang dilakukan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map pada 15 orang pekerja peneliti menemukan adanya keluhan MSDS baik saat bekerja maupun pada saat selesai bekerja yang dirasakan pekerja.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Jumlah sampel yaitu 45 sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan simple random sampling. Ruangan yang digunakan adalah ruang kerja karyawan sektor formal dikarenakan selama penelitian peneliti dibatasi oleh waktu sehingga tidak bisa meneliti sektor lain. Instrumen penelitian untuk mendapatkan data karakteristik individu menggunakan kuesioner, timbangan berat badan untuk menggukur berat badan, mikrotoa untuk mengukur tinggi badan karyawan, lembar kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui keluhan MSDS, dan lembar penilaian Repid Entri Body Assasment (REBA) untuk menganalisis postur kerja karyawan.
Pada penilaian tingkat risiko postur kerja menunjukkan bahwa karyawan memiliki tingkat risiko ergonomi sedang dan tinggi. Seluruh karyawan sektor formal mengalami kejadian MSDS. Bagian tubuh yang merasakan keluhan paling tinggi yaitu di bagian leher atas, di bagian tengkuk dan di bagian punggung. Hasil analisis data menunjukkan variabel dari karakteristik yang berhubungan terhadap kejadian MSDS yaitu usia, Indeks Masa Tubuh, kebiasaan merokok, dan kebiasaan olahraga sedangkan jenis kelamin dan masa kerja tidak berhubungan terhadap kejadian MSDS. Jenis kelamin tidak berhubungan dengan keluhan MSDS hal ini dikarenakan seluruh responden baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan musculoskeletal. Masa kerja tidak berhubungan dengan keluhan MSDS hal ini disebabkan seluruh responden yang memiliki masa kerja banyak maupun sedikit sama-sama mengalami keluhan MSDS. Postur kerja berhubungan dengan kejadian MSDS.
Usia diatas 35 tahun berhubungan dengan MSDS karena pada usia 35 tahun keatas, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun, maka risiko terjadinya keluhan semakin meningkat. Semakin lama seseorang bekerja dengan meningkatnya usia maka akan terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, pergantian jaringan menjadi jaringan parut, dan pengurangan jaringan sehingga hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang. Indeks Masa Tubuh (IMT) berhubungan dengan MSDS karena semakin gemuk seseorang maka bertambah besar risikonya untuk mengalami MSDs. Hal ini disebabkan karena seseorang yang memiliki IMT akan berusaha menyangga berat badan dari depan dengan mengontraksikan otot punggung bawah. Dan bila ini berlanjut terus menerus, akan meyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang. Kebiasaan merokok juga berhubungan dengan kejadian MSDS hal ini dikarenakan semakin lama dan semakin tinggi frekuensi merokok, semakin tinggi pula tingkat keluhan MSDS yang dirasakan. Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkomsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Kebiasaan olahraga berhubungan dengan kejadian MSDS hal ini karena dipengaruhi oleh tingkat kebiasaan olahraga seseorang, pada umumnya mempunyai cukup waktu untuk untuk berolahraga dan sebaliknya, bagi orang bekerja dalam kesehariannya memerlukan banyak tenaga dan tidak cukup beristirahat akan lebih sering mengalami keluhan otot. Tingkat kesegaran tubuhyang rendah akan mempertinggi risiko kejadian terjadinya keluhan otot, sikap kerja yang dilakukan bergantung dari kondisi sistem kerja yang ada. Postur bekerja juga berhubungan dengan kejadian MSDS hal ini disebabkan karenadari postur kerja atau posisi tubuh pada saat melakukan aktivitas pekerjaan dan terdapat gerakan pada otot yang berulang-ulang dalam posisi janggal sehingga menyebabkan cidera atau trauma pada jaringan lunak dan sistem saraf. Trauma tersebut akan membentuk cidera yang cukup besar yang kemudian dieksspresikan sebagai rasa sakit atau kesemutan, pegal, nyeri tekan, pembengkakan dan kelemahan otot.
Kelemahan penelitian ini yaitu sampel penelitian hanya berfokus pada karyawan formal dan analisis postur tubuh menggunakan poto terbatas. Keunggulan penelitian ini yaitu penelitian ini mengkaji secara menyuluruh mengenai bagian tubuh yang mengalami keluhan MSDS. Saran untuk PT.bumi Suksesindo Perlu adanya sosialisasi tentang pencegahan penyakit akibat kerja dan keluhan Musculoskeletal Disorders dari pengelola perusahaan dan jajaran managerial pada karyawan PT.Bumi Suksesindo Banyuwangi, kemudian karyawan PT.Bumi Suksesindo juga perlu melakukan olahraga teratur, mengontrol kalori dalam makanan sesuai kebutuhan, dan mengurangi kebiasaan merokok agar terhindar dari keluhan penyakit akibat kerja.
Collections
- MT-Sciences of Health [112]