Show simple item record

dc.contributor.advisorSumani
dc.contributor.advisorNusbantoro, Ariwan Joko
dc.contributor.authorPUTRI, Kinanti Cahyaning
dc.date.accessioned2020-07-29T03:29:02Z
dc.date.available2020-07-29T03:29:02Z
dc.date.issued2019-05-29
dc.identifier.nimNIM 150810201125
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100197
dc.description.abstractFinancial distress merupakan suatu kondisi ketika perusahaan tidak mampu untuk mengelola dan menjaga kestabilan kinerja keuangan yang bermula dari kegagalan perusahaan dalam memasarkan produk yang dibuat, sehingga berakibat pada menurunnya tingkat profitabilitas. Financial distress terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Kondisi financial distress dapat ditinjau dari dua faktor, yaitu faktor mikro perusahaan yang terlihat dari laporan keuangan yang dimiki dimana mencerminkan segala aktivitas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu dan faktor makro yang merupakan suatu contoh resiko sistematis yang dapat memengaruhi sejumlah besar asset perusahaan. Analisis financial distress dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya kondisi kesulitan keuangan sejak awal pada perusahaan sektor primer agar perusahaan terhindar dari resiko kebangkrutan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis kemampuan variabel nilai tukar, suku bunga, current ratio, return on asset, total asset turnover,debt to asset ratio dan sales growth dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan merupakan penelitian eksplanatori dengan menggunakan model analisis regresi logistik sebagai alat analisisnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor primer, yang terdiri atas perusahaan sektor pertanian dan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses pemilihan anggota sampel menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh 39 perusahaan sektor primer sebagai anggota sampel. Dengan menggunakan indikator financial distress selama dua tahun, sampel diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni 18 perusahaan yang mengalami kondisi financial distress dan 21 perusahaan yang tidak megalami kondisi financial distress. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset memiliki pengaruh negatif dan signifikan, serta debt to asset ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress, sedangkan nilai tukar dan suku bunga, total asset turnover memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan, serta current ratio dan sales growth memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan dalam memprediksi kondisi financial distressen_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISen_US
dc.subjectFINANCIAL DISTRESSen_US
dc.subjectSEKTOR PRIMERen_US
dc.subjectBURSA EFEK INDONESIA (BEI)en_US
dc.titleDeterminan Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Primer Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiMANAJEMEN
dc.identifier.kodeprodi15081020


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record