dc.description.abstract | Perguruan tinggi telah direkonstruksi kurikulum sesuai dengan
Permenristek Dikti No. 44 tahun 2015 tentang SNPT dan Perpres No. 2 tahun
2010 tentang KKNI, kurikulum pada perguruan tinggi disebut dengan KPT 2013.
Proses pembelajaran di perguruan tinggi telah menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa guna berperan aktif pada kegiatan pembelajaran. Saat
mahasiswa berpikir untuk menyelesaikan masalah maka mahasiswa tersebut
cenderung menduga-duga bagaimana menemukan pemecahan masalah, sehingga
mahasiswa membuat dugaan yang berdasarkan penalaran logika ataupun fakta
namun belum dapat dipastikan kebenarannya atau dikenal dengan istilah
konjektur. Sutarto, dkk. (2014) menyatakan konjektur merupakan suatu
pernyataan yang dihasilkan dari proses penalaran, tapi kebenarannya belum dapat
dipastikan. Proses conjecturing yang dilakukan pada penelitian ini termasuk
conjecturing tipe induksi empiris dari bilangan berhingga kasus diskrit. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang bisa digunakan untuk pembelajaran yang
dapat meningkatkan keterampilan conjecturing mahasiswa yaitu research based
learning. Menurut Dafik (2015: 6) RBL merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan contextual learning, authentic learning, problem-solving,
cooperativelearning, hands on & minds on learning, dan inquiry discovery
approach. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis perangkat pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan conjecturing mahasiswa pada suatu kegiatan
pembelajaran yang berbasis reseacrh based learning dalam menyelesaikan
masalah local antimagic vertex dynamic coloring.
Pada konsep local antimagic vertex dynamic coloring, mahasiswa
diharapkan mampu membuat penemuan terkait local antimagic vertex
dynamic coloring. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki
rata-rata keseluruhan skor validasi rencana pembelajaran sebesar 3.79 dan
presentase rata-rata keseluruhan validasi yaitu 92.625% , rata-rata
keseluruhan skor validasi LKM sebesar 3.833 dan presentase rata-rata
keseluruhan validasi yaitu 95.83%, dan rata-rata keseluruhan skor validasi
post tes sebesar 3.83 dan presentase rata-rata keseluruhan validasi yaitu
95.8%. Berdasarkan kriteria kevalidan jika skor validasi berada pada rentang
maka rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti
memenuhi kriteria valid. Perangkat dan pembelajaran yang dikembangkan
memenuhi kategori praktis berdasarkan penilaian pengamatan aktivitas dosen
pada pertemuan pertama dan kedua maka nilai indikator dari setiap
pertemuan rata-rata keseluruhan skor hasil observasi dosen yaitu 3,77 dan
presentase rata-rata sebesar 94,33% yang artinya memenuhi kriteria baik .
Perangkat dan pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kategori efektif
berdasarkan penilaian pengamatan aktivitas mahasiswa persentase aktivitas
mahasiswa pada pertemuan pertama 87,5% ; dan pertemuan kedua 90,25%.
Maka berdasarkan kriteria keaktifan mahasiswa skor rata-rata memenuhi
keriteria baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil
post tes antara kelas kontrol dan kelas eksperimen ada perbedaan yang
siginifikan setelah diterapkan research based learning di dalam
pembelajarannya. Kelas eksperimen dan kontrol masing-masing sebesar
69,58 dan 63,14 artinya bahwa rata-rata hasil keterampilan conjecturing
mahasiswa kelas ekperimen lebih tinggi dari pada rata-rata hasil keterampilan
conjecturing mahasiswa kelas kontrol dan menunjukan pembelajaran
research based learning berpengaruh lebih besar terhadap keterampilan
conjecturing. Nilai kelas eksperimen secara signifikan lebih baik karena
didukung oleh pembelajaran RBL untuk meningkatkan keterampilan
conjecturing mahasiswa. Hasil uji independen post tes diperoleh varians nilai
sig. (2-tailed) 0.007 < 0.05. Dapat disimpulkan bahwa hasil postes antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen ada perbedaan yang siginifikan setelah
diterapkan research based learning di dalam pembelajarannya. | en_US |