Jemaat Greja Kristen Jawi Wetan Rejoagung Kecamatan Semboro Kabupaten Jember Tahun 1945-2018
Abstract
Kependudukan Jepang atas Indonesia berdampak besar bagi rakyat pribumi
secara langsung. Kedatangan Pemerintahan Jepang pada tahun 1942 merupakan
pencobaan yang sangat berat bagi jemaat Kristen di Desa Rejoagung. Tepatnya
tahun 1943, banyak anggota Jemaat dan pengurus Jemaat yang ditahan oleh Ken
Pei Tai (polisi militer Jepang). Gereja mulai bangkit dari ketertindasan setelah
Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu yang ditandai dengan kemerdekaan
Indonesia tahun 1945.
Selanjutnya, dihimpunlah Sidang Majelis Agung di Mojowarno tanggal 6-9
Agustus 1946 sehingga momentum ini diperingati setiap tahun sebagai Hari
Kebangunan Kembali GKJW atau Hari Pembangunan GKJW. Hal inilah yang
memicu GKJW untuk terus bangkit dan bertumbuh sebagai warga Kerajaan Allah
dan saksi Kristus di dunia ini.
Penelitian ini mengkaji beberapa masalah: (1) bagaimana perkembangan
jemaat GKJW Rejoagung Tahun 1945-2018; (2) bagaimana kehidupan religious
Jemaat GKJW Rejoagung Tahun 1945-2018; (3) bagaimana kehidupan non
religious Jemaat GKJW Rejoagung Tahun 1945-2018. Tujuan Penelitian yaitu: (1)
menganalisis perkembangan jemaat Kristen di Desa Rejoagung Tahun 1945-2018;
(2) menganalisis kehidupan religius Jemaat Kristen di Desa Rejoagung Tahun
1945-2018; (3) menganalisis kehidupan non religius Jemaat Kristen di Desa
Rejoagung Tahun 1945-2018.