dc.description.abstract | Penanggulangan bencana berbasis masyarakat sangat diperlukan khususnya pada tahap pra bencana dengan tujuan untuk mengurangi ancaman, kerentanan dan meningkatkan kapasitas masyarakat. Kapasitas masyarakat sendiri dapat ditinjau melalui kapasitas rumah tangga/individunya dan kapasitas kelembagaan. Dampak bencana yang dirasakan akan semakin parah, disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah meningkatnya jumlah populasi penduduk yang tinggal di daerah rentan bahaya, rendahnya kapasitas dan upaya mitigasi di tingkat pemerintah, serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam upaya mempersiapkan diri menghadapi bencana. Kabupaten Jember sebagai salah satu kabupaten yang termasuk dalam peta rawan bencana Gunung Raung dengan 3 Kecamatan yang termasuk dalam peta KRB I Gunung Raung. Kecamatan Sumberjambe termasuk salah satu kecamatan terdampak dengan 3 desa yang memiliki radius 15 km dari Gunung Raung yaitu Desa Jambearum, Desa Rowosari dan Desa Gunung Malang.
Penelitian ini dilakukan di Desa Jambearum yang memiliki 7 dusun yaitu Dusun Karang Samporna, Paceh, Krajan, Biarum, Sumber Kokap Barat, Sumber Kokap Timur, dan Sumber Petong. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2018. Populasi penelitian ini adalah kepala keluarga yang terdata dalam data kepala keluarga pemilih tetap tahun 2016 dan sudah menetap selama 3 tahun yaitu sebanyak 3038 kepala keluarga. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik simple random sampling untuk menentukan responden penelitian dari setiap dusun. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 104 kepala keluarga. Variabel dalam penelitian diantaranya karakteristik responden, pengetahuan responden tentang mitigasi bencana letusan Gunung Api, rencana aksi responden dalam menghadapi bencana letusan Gunung Api dan kapasitas rumah tangga dalam menghadapi bencana letusan Gunung Raung. Teknik pengolahan data dilakukan melalui pemeriksaan data hasil kuesioner, melakukan klasifikasi data hasil kuesioner setelah itu dilakukan proses scoring hasil jawaban kuesioner yang kemudian dilakukan penghitungan interval indikator pada setiap variabel untuk menentukan pembagian kelas dan melakukan pembobotan pada masing-masing indikator.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas kepala keluarga berjenis kelamin laki-laki, yang sebagian besar berusia 26 – 45 tahun. Tingkat pendidikan kepala keluarga sebagian besar pendidikan rendah dengan jenis pekerjaan sebagian besar petani dan mayoritas berpendapatan rendah (≤UMK). Berdasarkan hasil scoring diperoleh hasil bahwa sebagian besar pengetahuan kepala keluarga tentang mitigasi bencana letusan Gunung Api kurang yaitu sebesar 81,7%, sedangkan rencana aksi kepala keluarga sebagian besar kurang dengan persentase 80,8%. Hasil pembobotan terhadap kapasitas kepala rumah tangga diperoleh nilai 67 dengan kategori tidak baik berdasarkan kelas interval hasil pembobotan. | en_US |