Show simple item record

dc.contributor.advisorWURYANINGSIH, Emi Wuri
dc.contributor.advisorKURNIYAWAN, Enggal Hadi
dc.contributor.authorPUTRI, Nindy Arum Setianing
dc.date.accessioned2020-07-27T06:17:46Z
dc.date.available2020-07-27T06:17:46Z
dc.date.issued2019-10-01
dc.identifier.nimNIM 152310101093
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100066
dc.description.abstractRemaja mempunyai tugas perkembangan yaitu mencari identitasnya dan mulai tertarik terhadap lawan jenis. Fenomena penyimpangan orientasi seksual remaja di pondok pesantren sudah banyak terjadi saat ini. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik orientasi identitas gender seperti usia, jenis kelamin, kelas, suku, riwayat pendidikan, riwayat tinggal di pondok pesantren, motivasi menempuh pendidikan di pondok pesantren, dan riwayat pernikahan orangtua dan mengidentifikasi gambaran orientasi seksual pada remaja santri di pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan survey. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, sehingga diperoleh sebanyak 478 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa The Kinsey Rating Scale telah diuji reliabilitasnya dengan nilai (Cronbach’s Alpha 0,929) dan Bem Sex Role Inventory nilai (Cronbach’s Alpha = 0,868). Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa data univariat. Uji kelayakan etik telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar santri berumur 16 tahun (66,3%), berjenis kelamin perempuan (63,8%), duduk di kelas 2 SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan (59%), bersuku jawa (46%). Riwayat pendidikan SD atau Sekolah Dasar (57,7%), riwayat pendidikan MTS atau Madrasah Tsanawiyah (55,4%), lama tinggal di pondok pesantren 1-2 tahun (31,2%), dan motivasi sekolah di pondok pesantren karena keinginan diri sendiri (79,1%). Orientasi seksual heteroseksual pada santri yaitu 460 santri (96,3%) dan identitas gender paling banyak adalah identitas gender androgini yaitu 200 santri (43,9%). Santri diharapkan lebih berhati-hati dalam bergaul agar tidak terjerumus kedalam penyimpangan orientasi seksual yang tidak diinginkan dan orangtua diharapkan supaya lebih mengawasi anaknya untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan tersebut. Implikasi keperawatan pada penelitian ini adalah perawat melakukan upaya preventif seperti deteksi dini.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KEPERAWATANen_US
dc.subjectREMAJAen_US
dc.subjectIDENTITAS GENDERen_US
dc.titleGambaran Orientasi Identitas Gender pada Remaja Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Kabupaten Situbondoen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiILMU KEPERAWATAN
dc.identifier.kodeprodi2310101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record