Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/99516
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorGUNAWAN, Rudy-
dc.contributor.authorUTAMI, Nastiti Bekti-
dc.contributor.authorPUTRI, Gusfita Trisna Ayu-
dc.contributor.authorROMADHON, Nadia Jean-
dc.contributor.authorMUFLIKHATUN, Khanif-
dc.contributor.authorAL MUNAWIR, Al Munawir-
dc.date.accessioned2020-07-01T07:27:51Z-
dc.date.available2020-07-01T07:27:51Z-
dc.date.issued2017-12-01-
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99516-
dc.description.abstractPendahuluan: Chronic traumatic encephalopathy (CTE) adalah sindrom neurodegeneratif progresif akibat cedera berulang benda tumpul yang mengenai kepala. Cedera berulang tersebut menyebabkan degenerasi protein tau, yaitu protein yang dapat membantu menstabilkan dan mendukung struktur tertentu dalam sel otak, termasuk sel dari sistem transportasi internal. Akibatnya, protein tau gagal melipat dan mengubah bentuk, sehingga menjadi radikal bebas yang dapat menyebabkan kematian neuron. Alpha lipoic acid (ALA) adalah salah satu senyawa antioksidan yang mampu mengikat radikal bebas dan meregenerasi antioksidan vitamin C, vitamin E, dan koenzim Q 10. Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian alpha lipoic acid dalam menghambat progresivitas degenerasi protein tau pada gambaran imunohistokimia otak hewan coba. Metode: Studi eksperimental in vivo model CTE pada tikus dengan dijatuhi beban 245g di kepala pada ketinggian 35cm. Terdapat 28 tikus yang dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu: kelompok normal tanpa perlakuan, kelompok kontrol (-) diberikan NaCl 1,5mL, kontrol (+) diberikan sitikolin 6,75mg, kelompok A diberikan ALA 1,0125mg, kelompok B diberi- kan ALA 2,025mg, kelompok C diberikan ALA 4,05mg, serta kelompok D diberikan ALA 8,1mg dan mendapat perlakuan CTE selama 30 hari. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017 di Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pemeriksaan skor degenerasi protein tau berdasarkan gambaran imunohistokimia. Hasil: Kelompok D dengan dosis tertinggi 8,1mg merupakan gambaran degenerasi protein tau paling sedikit mendekati normal, sedangkan kelompok A dengan dosis terendah 1,0125mg merupakan gambaran degenerasi protein tau paling banyak (190,25±26,89), jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok normal (53,25±43,39). Demikian pula kelompok D dengan kontrol positif menunjukkan skor degenerasi protein tau kelompok D lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif secara bermakna. Diskusi: Pemberian ALA dosis tinggi mampu menghambat progresivitas degenerasi protein tau pada gambaran imunohistokimia otak hewan coba yang mengalami cedera kepala berulang.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherNeurona, Vol. 35 No. 1 Desember 2017en_US
dc.subjectalpha lipoic aciden_US
dc.subjectchronic traumatic encephalopathyen_US
dc.subjectprotein tauen_US
dc.titlePemanfaatan Alpha Lipoic Acid sebagai Inhibitor Degenerasi Protein Tau untuk Pencegahan Chronic Traumatic Encephalopathyen_US
dc.typeArticleen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI2010101#Pendidikan Dokter-
dc.identifier.nidnNIDN0001096908-
Appears in Collections:LSP-Jurnal Ilmiah Dosen

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F. K_Jurnal_ Al Munawir_PEMANFAATAN ALPHA LIPOIC ACID.pdf1.11 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.