Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/95288
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | HARIADI, Yuda Cahyoargo | - |
dc.contributor.author | APRILINA, Retno | - |
dc.contributor.author | NURHAYATI, Arry Y. | - |
dc.date.accessioned | 2019-11-25T06:45:11Z | - |
dc.date.available | 2019-11-25T06:45:11Z | - |
dc.date.issued | 2018-07 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id//handle/123456789/95288 | - |
dc.description.abstract | Aktivitas radiodiagnostik mengalami peningkatan 10 tahun terakhir dari 2,5 miliar aktivitas radiodiagnostik menjadi 3,6 miliar, dimana terjadi peningkatan lebih dari 40 %. Oleh sebab itu pesawat sinar-X radiologi diagnostik harus didesain dan dibuat agar paparan yang diterima pasien serendah mungkin namun cukup untuk dapat menghasilkan informasi diagnostik yang dibutuhkan, salah satunya dengan pengaturan luas area penyinaran atau area kolimasi. Radiografer terkadang tidak mengatur kolimasi secara tepat (kolimasi dibuka selebar-lebarnya) sehingga kemungkinan dapat menimbulkan paparan radiasi yang berlebihan pada pasien dan kontras radiograf yang dihasilkan tidak optimal. Peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh area kolimasi terhadap DAP dan kontras radiograf berdasarkan analisa contrast to noise ratio (CNR) dari objek stepwedge alumunium ketebalan 0,2 cm; 0,4 cm; 0,6 cm; 0,8 cm dan 1,0 cm yang dikuantisasi menggunakan software Radiant DICOM Viewer. Pesawat sinar-X yang digunakan merupakan pesawat sinar-X tipe Phillips Essenta DR Compact di Poltekkes Kemenkes Surabaya dan DAP-meter tipe Kermax Plus DDP milik Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Merujuk pada hasil dan analisis maka diketahui bahwa variasi area kolimasi pada pemeriksaan radiorafi dapat memberikan pengaruh terhadap dose area product (DAP) dan kontras radiograf yang dihasilkan. Hal ini ditunjukkan dengan trendline yang dihasilkan dari persamaan regresi antara area kolimasi dengan DAP hampir mendekati 1 yaitu sebesar 0,999, luas area kolimasi yang meningkat menyebabkan kenaikan nilai DAP. Sementara untuk pengukuran pengaruh area kolimasi terhadap nilai contrast to noise ratio (CNR), secara keseluruhan CNR menurun secara kuadratik pada setiap kenaikan area kolimasi yang ditentukan (10 x 10 cm 2 , 15 x 15 cm viii 2 , 20 x 20 cm 2 , 25 x 25 cm 2 , dan 30 x 30 cm 2 ) dengan R 2 terbesar mencapai 0,994. Sesuai dengan prinsip optimisasi dosis, yaitu pemeriksaan diupayakan memberikan dosis yang sekecil-kecilnya namun tetap menghasilkan citra yang baik, sehingga pengaturan area kolimasi terkecil yaitu 10 x 10 cm 2 merupakan pengaturan paling tepat diantara yang lainnya sebab menghasilkan rata-rata nilai DAP yang paling rendah yaitu 3,8 µGycm 2 namun dengan nilai rata-rata CNR yang paling tinggi untuk keseluruhan ketebalan stepwedge aluminium dengan nilai CNR tertinggi mencapai 81,26 pada ketebalan 1 cm. Nilai CNR ini merepresentasikan kontras radiograf dari suatu citra digital. Semakin besar nilai CNR maka makin baik kontras radiografnya. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 131810201077; | - |
dc.subject | Kolimasi | en_US |
dc.subject | Dose Area Product (DAP) | en_US |
dc.subject | General Radiography | en_US |
dc.title | Efek Variasi Area Kolimasi Terhadap Dose Area Product (DAP) dan Kontras Radiograf Pada General Radiography | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
Appears in Collections: | UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Retno Aprilina-131810201077_.pdf | 2.99 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.
Admin Tools