Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110574
Title: Various Language Expressions in The Criticism of Madurese People on Social Media Field
Authors: SOFYAN, Akhmad
HIDAYATULLAH, Panakajaya
BADRUDIN, Ali
Keywords: criticism
Madurese people
social media
Situbondo
Issue Date: 1-Jun-2020
Publisher: Karsa: Journal of Social and Islamic Culture
Abstract: The Madurese community in Situbondo is a group of people who are still 'unfamiliar' with the internet media (social media). Their lack of understanding in using social media often creates problems in society. This article is the result of ethnography of communication research which discusses criticism behavior of Madurese people in Situbondo in social media. It comprehensively analyzes aspects of use of language choice, motive of language choice and language formulation expressed by informants. Research findings show that: 1) Situbondo people express criticism in social media by using code of Madurese language and mixed Madurese-Indonesia and Madurese-English, and they are expressed through some patterns which are humor, figurative, threatening and affirmative, direct and indirect satire, Kiyai quote and lyrical/poetical pattern; 2) Some motives background of choice of language code in expressing criticism are influenced by aspects of hierarchy in a context of diglosia society, politic of identity; dimension of ethnic group and psychological and cultural motives. Formulation of these findings Various Language Expressions in The Criticism of Madurese People on Social Media Field Copyright (c) 2020 by Karsa. All Right Reserved DOI: 10.19105/karsa.v28i1.2352 | 141 explain that most of criticism model of Madurese people in Situbondo through social media is manifestation of habit in expressing criticism in real world. Something avoided is criticism model using sarcasm sentence, containing hate speech, offending pride, social status, family and feeling of interlocutors. Expressive and outspoken criticism in social media are also considered to be dangerous and unacceptable by people because they create ‘floating’ (unclear) interpretation, and potential to be misinterpreted. While some acceptable criticism are criticism model expressed by fine language and expressed by humor, figurative, fine satire and lyrical/poetical patterns. [Masyarakat Madura di Situbondo merupakan kelompok masyarakat yang masih “awam” dengan media internet (media sosial), ketidakmengertian dalam menggunakan media sosial seringkali menimbulkan masalah di masyarakat. Artikel ini merupakan hasil penelitian etnografi komunikasi yang membahas perihal perilaku kritik masyarakat Madura di Situbondo dalam media sosial. Secara komprehensif menelaah tentang aspek penggunaan pilihan bahasa, alasan pemilihan bahasa, dan formulasi bahasa yang diperagakan oleh informan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: 1) masyarakat Situbondo menyampaikan kritik di media sosial menggunakan kode bahasa Madura dan campuran, Madura-Indonesia dan Madura-Inggris, serta diekspresikan melalui beberapa pola yaitu pola humor, pola kiasan, pola ancaman dan penegasan, pola sindiran langsung dan tidak langsung, pola kutipan Kiyai serta pola lirisi/puitik; 2) Beberapa alasan yang melatarbelakangi pemilihan kode bahasa dalam menyampaikan kritik ialah dipengaruhi oleh aspek hirarki bahasa dalam konteks masyarakat diglosia, politik identitas, dimensi kelompok etnik serta alasan psikologis dan budaya. Formulasi dari temuan tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar model kritik masyarakat Madura di Situbondo melalui media sosial merupakan ejawantah dari kebiasaan dalam menyampaikan kritik di dunia nyata. Perihal yang dihindari yaitu model kritik yang menggunakan kalimat sarkasme, mengandung ujaran kebencian, menyinggung harga diri, status sosial, keluarga serta perasaan lawan tuturnya. Kritik yang ekspresif dan blak-blakan di media sosial juga dianggap berbahaya dan tidak diterima oleh masyarakat karena menciptakan penafsiran yang ‘mengambang’ (tidak jelas), dan berpotensi untuk disalah-tafsirkan. Sementara beberapa kritik yang bisa diterima ialah model kritik yang disampaikan dengan kode bahasa halus, dan diekspresikan dengan pola humor, kiasan, sindiran halus, serta pola liris (puitis).]
URI: https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110574
Appears in Collections:LSP-Jurnal Ilmiah Dosen

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
FIB_AKHMAD SOFYAN_JURNAL_Various Language Expressions in The Criticism of.pdf2.47 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.