dc.description.abstract | Kecelakaan kerja merupakan keadaan yang tidak diharapkan dan tidak
diinginkan yang bisa mengakibatkan kerugian pada manusia, material, waktu
kerja dan proses produksi. Faktor penyebab timbulnya kecelakaan cukup
beragam, dapat bermula dari peralatan kerja, lingkungan kerja dan manusia.
Kecelakaan kerja dapat diminimalisir dengan adanya pengaturan atau pengelolaan
risiko yang baik. Salah satu metode pengelolaan risiko yang baik untuk
mengurangi angka kecelakaan kerja adalah metode HIRARC (Hazard
Identification, Risk Assessment and Risk Control). Berdasarkan hasil survey
pendahuluan yang dilakukan peneliti, setiap bagian proses kerja di GT. Steel
Jember diketahui terdapat berbagai potensi bahaya seperti bahaya mekanik,
bahaya listrik, bahaya fisik, bahaya kimia dan bahaya ergonomis. Terutama pada
bagian pemotongan, pengerolan, pembubutan, penggerindaan dan pengelasan
terdapat berbagai potensi bahaya seperti tangan dapat terpotong, terjepit apabila
salah teknik sedikit dalam memotong, tangan dapat tergores plat yang tajam, mata
berisiko terkena percikan api pada saat pengoperasian mesin laser pemotongan,
tersetrum, tangan juga bisa tergores dan terpotong pada saat penggerindaan serta
dapat berisiko mengalami gangguan pendengaran dan pernafasan akibat alat kerja
yang bising serta menghasilkan asap (fume) misalnya pada mesin gerinda, mesin
cutting, pengelasan dan palu pemukul plat guna membentuk pola.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kecelakaan kerja pada
industri fabrikasi perlengkapan dapur. Jenis penelitian ini deskripstif dengan
jumlah responden 11 orang. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
brainstorming, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu brainstorming. Kemudian data diolah dan dianalisis secara
deskriptif dengan tabel risk matrik standar ISO 31.000:2018.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya terdapat 188 potensi bahaya
yang terbagi menjadi 25 jenis bahaya yang berbeda diantaranya 14 potensi bahaya
mekanik (56%). Sejumlah 1 potensi bahaya listrik (4%), 5 potensi bahaya fisik
(20%), 2 potensi bahaya ergonomi (8%) serta 3 potensi bahaya kimia (12%). Hasil
penilaian risiko diperoleh 25 jenis risiko dengan 31 kategori risiko yang mana
dalam satu jenis risiko memiliki lebih dari satu kategori risiko untuk aktivitas
pekerjaan yang berbeda. Kategori risiko rendah sejumlah 8 (25,80%) risiko,
sebanyak 14 risiko (45,16%) untuk kategori sedang-rendah, sejumlah 7 risiko
(22,58%) untuk kategori sedang-tinggi dan sejumlah 2 risiko (6,45%) berkategori
tinggi. Risiko tertinggi yaitu risiko gangguan pendengaran karena bising dan
risiko gangguan pernafasan karena fume.
Rekomendasi pengendalian risiko yng dapat diterapkan yaitu pengendalian
teknik (penggunaan troly, mengisolasi sumber bising dengan pemasangan barier,
pemasangan cover mata gerinda), pengenalian administrasi (membuat peraturan
terkait instruksi kerja, memasang safety sign¸poster K3, melaksanakan
pemeriksaan kesehatan secara berkala, memberikan pelatihan kerja terkait K3,
mengadakan safety talk, menerapkan konsep 5R) dan APD (pelindung diri shield
face, kaca mata safety, goggles,wearpack, sepatu safety, respirator, saarung tangan
las, apron las).
Saran penelitian yaitu adanya penerapan pengendalian seperti mengadakan
pelatihan dan pendidikan untuk pekerja baru maupun lama tentang keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) setiap satu bulan sekali; perlunya perekrutan orang yang
ahli dalam bidang K3 guna untuk memonitoring, mengarahkan dan menekan
terjadinya suatu risiko maupun insiden yang dapat mengancam keselamatan dan
kesehatan pekerja industri fabrikasi GT. Steel; diperlukan adanya briefing singkat
setiap pagi, adanya penyampaian hasil risiko pada pekerja, adanya identifikasi
bahaya dan penilaian riisiko setiap satu bulan sekali, untuk meminimalisir adanya
tambahan sumber bahaya atau update sumber bahaya di tempat kerja. | en_US |