Show simple item record

dc.contributor.advisorTOHA, Akhmad
dc.contributor.advisorPRAKOSO, Aryo
dc.contributor.authorKADMAER, Kalfin
dc.date.accessioned2020-07-07T01:14:52Z
dc.date.available2020-07-07T01:14:52Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99575
dc.description.abstractKementerian Koperasi dan UMKM Indonesia bekerjasama dengan International Council Small Busnisess (ICSB) memberikan penghargaan natamukti kepada pemerintah kabupaten atau kota di Indonesia yang berhasil mengembangkan UMKM di daerah masing-masing. Kabupaten di Jawa Timur yang berhasil memenangkan penghargaan tersebut sejak 2016-2018 salah satunya yaitu Kabupaten Jember. Kabupaten Jember merupakan wilayah dengan potensi industri kreatif yang besar. Penelitian BAPPEKAB tahun 2016 menyatakan bahwa Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi warisan budaya lokal yang dapat dikembangkan, salah satunya potensi industri kreatif Kriya. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember menemukan fakta bahwa ada 14 potensi industri kreatif kriya di Kabupaten Jember yang dapat dikembangkan. Pengembangan potensi industri kreatif kriya di Kabupaten Jember terkendala oleh; Sumber Daya Manusia (SDM); Modal; serta Penguasaan teknologi modern. Solusi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Jember dalam mengatasi masalah-masalah tersebut masih mengarah pada program-program pengembangan UMKM dari segi inovasi produk dan pemasaran digital. Pemerintah Kabupaten Jember belum optimal dalam mengatasi permasalahan modal UMKM. Permasalahan modal yang dihadapi oleh UMKM di Kabupaten Jember yaitu minimnya akses pelaku UMKM terhadap sumber-sumber keuangan yang dikarenakan rendahnya tingkat literasi keuangan mereka. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan literasi keuangan sebagai pengetahuan, keterampilan serta keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Survey literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan OJK pada tahun 2016 mendapatkan hasil tingkat literasi keuangan masyarakat Jember pada tahun 2016 hanya sebesar 26,6%, padahal tingkat literasi keuangan pelaku UMKM di Kabupaten Jember berpengaruh terhadap kinerja usaha mereka. Pernyataan tersebut dibuktikan oleh Ningsih (2018) yang menemukan fakta bahwa literasi keuangan mempengaruhi kinerja usaha UMKM pengolahan makanan di Kabupaten Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja UMKM di Kabupaten Jember, khususnya pelaku UMKM Kriya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Responden pada penelitian ini adalah pelaku UMKM Kriya yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember yang ditentukan melalui rumus Slovin dengan metode penarikan sampel Simple Random Sampling. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner terhadap 112 responden dan diuji menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan pelaku UMKM Kriya di Kabupaten Jember sedang, maknanya pelaku UMKM Kriya sudah memiliki pengetahuan keuangan yang baik, namun belum memiliki keterampilan yang optimal dalam mengelola keuangan dan memanfaatkan layanan jasa keuangan berdasarkan pengetahuan keuangan yang dimiliki. Hasil regeresi linier sederhana menunjukkan bahwa literasi keuangan berpengaruh sebesar 50,5% terhadap kinerja UMKM Kriya di Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries150910202052;
dc.subjectLiterasi Keuanganen_US
dc.subjectKinerjaen_US
dc.subjectUMKMen_US
dc.titlePengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Umkm di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record