dc.description.abstract | Paradigma pendidikan abad 21 menuntut berbagai pengetahuan dan
keterampilan baru guna mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia
yang berubah. Keterampilan yang dibutuhkan pada paradigma abad ke 21 adalah
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Salah satu keterampilan berpikir tingkat
tinggi adalah keterampilan penalaran ilmiah (scientific reasoning). Namun pada
kenyataannya keterampilan scientific reasoning yang dimiliki oleh siswa di
Indonesia masih rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan scientific reasoning adalah dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada penerapan inkuiri dengan penalaran
yang kompleks ternyata masih banyak mengalami kesulitan. Sehingga peneliti
menawarkan solusi dengan membuat LKS berbasis inkuiri dengan bantuan
scaffolding konseptual.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan scaffolding konseptual
terhadap kemampuan scientific reasoning dan hasil belajar fisika siswa SMA.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dan dilaksanakan
di kelas XI SMA Negeri Ambulu pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan scaffolding konseptual terhadap kemampuan
scientific reasoning dan hasil belajar siswa SMA. Desain penelitian menggunakan
pre and post test design. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji normalitas dan Uji Mann Whitney U test.
Data keterampilan scientific reasoning yang diperoleh dari rata-rata skor
post test pada kelas eksperimen sebesar 80, sedangkan pada kelas kontrol sebsar
69,44. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada keterampilan
scientific reasoning siswa dengan menggunakan uji non parametrik test Mann
Whitney U didapatkan hasil signifikasi (2 tailed) sebesar 0,016. Pengujian
hipotesis menggunakan uji dua pihak untuk mencari perbedaan dan dilanjutkan
dengan uji pihak kanan untuk mencari pengaruh. Karena nilai signifikansi (2
tailed) sebesar 0,016 dibagi 2 hasilnya 0,008, nilai 0,008 < 0,05 maka dapat
diambil keputusan bahwa H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan nilai
keterampilan scientific reasoning antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan scaffolding konseptual berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan scientific reasoning siswa.
Tujuan penelitian yang kedua yaitu untuk mengkaji pegaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan scaffolding konseptual terhadap hasil
belajar fisika siswa SMA. Data rata-rata hasil belajar fisika siswa SMA pada kelas
eksperimen sebesar 88,06 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 80,56.
Selanjutnya data ini dianalisis menggunakan uji non parametric Mann Whitney U
dan menunjukkan hasil signifikansi (2 tailed) sebesar 0,032 yang apabila dibagi
dua menjadi 0,016. Karena 0,016 < 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti terdapat
perbedaan hasil belajar fisika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan scaffolding konseptual berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar fisika siswa SMA.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa (1) Model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan scaffolding konseptual berpengaruh
secara signifikan terhadap kemampuan sceintific reasoning siswa SMA, (2)
Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan scaffolding konseptual
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa SMA. | en_US |