Show simple item record

dc.contributor.advisorPurnomo, Ir. Hari M.Si.,Ph.D.,DIC.
dc.contributor.advisorSuharto, Prof. Dr. Ir. M.Sc.
dc.contributor.authorFadli, FERI
dc.date.accessioned2020-06-28T06:24:14Z
dc.date.available2020-06-28T06:24:14Z
dc.date.issued2019-11-29
dc.identifier.nim121510501197
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99402
dc.description.abstractPredator merupakan agens pengedali hayati yang mudah dikenali karena tubuh predator lebih besar dari pada mangsanya. Serangga dari famili Reduviidae adalah salah satu anggota dari ordo Hemiptera yang semua anggotanya berperan sebagai musuh alami terutama sebagai serangga predator. Reduviidae merupakan srangga polifag yang dapat memangsa lebih dari satu spesies mangsa. Beberapa jenis serangga predator yang ada terutama dari famili Reduviidae (Rhinocoris sp dan Sycanus sp,) mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai agen penegendali hayati. Kepik Rhinocoris fuscipes merupakan salah satu predator yang berperan untuk mengendalikan hama tanaman terlebih pada tanaman tembakau. Siklus hidup R. fuscipes yaitu stadia telur selama 4 hari dan nimfa instar 1 selama 12 hari, instar 2 selama 11 hari, instar 3 selama 11 hari, instar 4 selama 10 hari dan instar 5 selama 9 hari, lama imago betina 26.07 hari dan untuk imago jantan selama 14.20 hari. Penelitian ini terdiri 2 tahapan yaitu persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian. Tahap persiapan dilakukan dengan mengoleksi predator R. fuscipes yang di dapatkan dari lapang dengan cara mengambil kepik pembunuh R. fuscpes dari tanaman tembakau. Perbanyakan kepik pembunuh R. fuscipes yang di lakukan di laboratorium. Kepik pembunu R. fuscipes yang didapatkan dari lapang kemudian dimasukkan dalam kotak mika yang sebelumnya sudah diiberi tisu untuk tempat bertelur dan kapas yang diberi campuran air dan madu dengan konseentrasi 10% serta ditambahkan ulat hongkong (Tenebrio molitor) sebagai mangsa. Telur yang dihasilkan dipindah pada tempat penetasan, tempat penetasan yang diigunakan yaitu kotak mika plastik dengan panjang, lebar dan tingginya masing-masing 20 cm x 20 cm x 20 cm. Tahap pelaksanaan penelitian 3 perlakuan yaitu dengan menyiapkan telur A. salina, larva A. salina dan C. cephalonica sebagai pakan pengganti pada pemeliharaan R. fuscipes. dengan 30 ulangan sehingga terdapat 30 kotak percobaan. Pemberian pakan pengganti mulai dilakukan pada stadia nimfa instar 1, diganti setiap hari hingga mencapai stadia dewasa. Telur A. salina diletakkan dikotak rearing dan diamati setiap hari sampai stadia dewasa. Pemberian pakan pengganti menggunakan larva A. salina diletakkan dikotak rearing dan diamati setiap hari sampai mencapai dewasa. Pemberian pakan pengganti yaitu menggunakan telur C. cephalonica mulai instar 1 stadia dewasa dan diamati setiap hari. Variabel yang diamati yaitu siklus hidup dan morfometri R. fuscipes, ukuran telur dan kepik R. fuscipes, lama stadia telur, nimfa dan imago R. fuscipes morfometri dilakukan dengan cara didokumentasikan setiap harinya menggunakan aplikasi Scope Image 9.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pakan dengan menggunakan telur A. salina dari 30 predator stadium nimfa sampai dengan instar II dengan rata-rata stadium 11,37 ± 0,10 hari. Sedangkan perlakuan pakan dengan menggunakan larva A. salina dari 30 predator stadium nimfa sampai dengan instar II dengan rata-rata stadium hidup 10,82 ± 0,05 hari. Perlakuan pakan dengan menggunakan telur C. cephalonica dari 30 preddator stadium nimfa sampai dengan instar III stadia rata-rata berkisar 11,28 ± 0,00 hari. Telur memiliki diameter 0,03 ± 0,001 mm, panjang 0,16 ± 0,00 mm, lama stadia 4,7 ± 0,11 hari. Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang signifikan, antara kepik R. fuscipes pada perlakuan ke-1 yaitu pemberian pakan pengganti dengan menggunakan telur A. salina, perlakuan ke-2 dengan menggunakan pakan telur larva A. salina dan perlakuan ke-3 menggunakan pakan telur C. cephalonica. Perlakuan pakan menggunakan telur C. cephalonica dari 30 larva instar I rata-rata memiliki stadium 12,07 ± 0,93 hari, rata-rata lebar tubuh 0,88 ± 0,06 mm dan rata-rata panjang tubuh 1,88 ± 0,11 mm. Perlakuan pakan menggunakan telur A. salina dari 30 larva instar I rata-rata memiliki stadium 11,70 ± 1,19 hari, rata-rata lebar tubuh 0,70 ± 0,03 mm dan rata-rata panjang tubuh 1,53 ± 0,18 mm. Sedangkan perlakuan pakan menggunakan larva A. salina dari 30 larva instar I rata-rata memiliki stadium 11,03 ± 1,05 hari, rata-rata lebar tubuh 0,73 ± 0,03 mm dan rata-rata panjang tubuh 1,60 ± 0,18 mm. Perlakuan pakan menggunakan telur C. cephalonica memiliki rata-rata stadium yang lebih lama, rata-rata lebar tubuh dan panjang tubuh yang lebih lebar dan panjang dibanding perlakuan menggunakan pakan telur A. salina dan perlakuan larva A. salina.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Jemberen_US
dc.subjectPredator Kepik Pembunuhen_US
dc.subjectPakan Artemia salina L.;en_US
dc.titleStudi Biologi Predator Kepik Pembunuh Rhinocoris fuscipes F. (Hemiptera : Reduviidae) Pada Pemeliharaan dengan Pakan Artemia salina L.”en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiAgroteknologi
dc.identifier.prodi1510501


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record