dc.description.abstract | Memasuki dunia industri yang semakin berkembang pada saat ini membuat persaingan antar pelaku bisnis semakin kuat. Adanya persaingan memaksa pemilik bisnis untuk mencari solusi terkait dengan strategi yang baik bagi usaha yang dikelolanya. Strategi diversifikasi produk merupakan upaya yang dilakukan produsen untuk membuat produk dengan bahan dasar sama yang beragam, baik dari ragam bentuk, ukuran, rasa, dan kemasan. Kegiatan yang dilakukan dalam menambah keragaman produk yaitu membuat tambahan jenis produk baru dari produk sudah ada dengan bahan dasar yang sejenis. Melalui penerapan strategi diversifikasi produk, Industri Winna Sari tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja, tetapi juga dapat mengandalkan ragam produk yang lainnya. Tujuan dalam penelitian ini, adalah untuk mendeskripsikan penerapan strategi diversifikasi produk olahan buah salak pada Industri Winna Sari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian yaitu Bapak Winarno sebagai pemilik Industri Winna Sari, sedangkan informan penelitian yaitu tenaga kerja dan konsumen. Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bapak Winarno menerapkan strategi diversifikasi produk olahan buah salak pada usaha yang dikelolanya. Penerapa strategi diversifikasi produk olahan buah salak tersebut mencakup nama produk, kategori produk, komposisi produk dan kemasan produk. Diversifikasi produk yang dilakukan oleh Industri Winna Sari yaitu diversifikasi konsentris dan diversifikasi horizontal.
Industri Winna Sari melakukan diversifikasi konsentris dengan menciptakan produk yang masih berkaitan dengan produk yang lama, yaitu mengembangkan produk dengan bahan dasar yang sama yaitu buah salak. Produk pertama kali yang diproduksi adalah minuman sari buah salak 10 November 2010. Keripik salak pada 20 Januari 2012, 11 Februari 2013, dan 15 Juli 2019. Kurma salak dan dodol atau jenang salak pada tanggal 7 Maret 2013. Dan bubuk biji salak tanggal 11 Desember dan 29 Desember 2014. Teknologi yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh produk olahan buah salak, yaitu timbangan dan hand sealer. Kemasan yang digunakan dalam setiap produknya berbeda-beda. Kemasan yang digunakan oleh produk minuman sari buah salak yaitu kemasan plastic cup bening transparan. Kurma salak dan dodol atau jenang salak menggunakan kemasan mika plastik atau bening transparan. Bubuk biji salak menggunakan kemasan standing pouch silver foil dan kemasan standing pouch aluminium black foil. Keripik salak menggunakan kemasan bantal atau kantong bening transparan, kemasan standing pouch bening transparan, kemasan standing pouch aluminium silver foil, green foil dan green foil. Diversifikasi horizontal dilakukan dengan mengembangkan produk baru yang belum ada sebelumnya di Industri Winna Sari, yaitu dengan menciptakan produk yang tidak menggunakan bahn dasar buah salak, tetapi masih dijual kepada pelanggan yang sama. Produk tersebut adalah produk olahan buah pisang, produk olahan markisa, kerupuk renjinang, keripik gadung dan keripik singkong. Produk ini memiliki 7 varian nama produk dengan bahan dasar yang berbeda. Kemasan minuman sari buah pisang dan sari buah markisa menggunakan plastic cup. Sedangkan kemasan produk keripik pisang, sale pisang, kerupuk gadung, keripik singkong, yang digunakan adalah kemasan standing pouch bening transparan. | en_US |