dc.description.abstract | Asam jawa merupakan salah satu produk perkebunan yang cukup melimpah
di Indonesia. Nilai ekspor asam jawa di Indonesia tahun 2012 tercatat sebesar
10.738 ton. Provinsi Jawa Timur menjadi penghasil asam jawa terbesar kedua di
Indonesia dengan total produksi 1.030 ton/tahun. Selain daging buahnya, biji
asam jawa juga dapat dimanfaatkan. Biji asam jawa memiliki kandungan protein
tinggi yang mampu berperan sebagai polielektrolit alami yang kegunaannya mirip
dengan koagulan sintetik. Penggunaan koagulan biji asam jawa yang diterapkan
pada limbah cair industri penyamakan kulit dengan dosis 3,5 gr/l efisiensi kadar
Total Suspended Solid sebesar 83,3 % dan efisiensi kadar Chemmical Oxygen
Demand sebesar 92,2 %. Penelitian tentang keefektifan biji asam jawa sebagai
koagulan telah banyak dilakukan, namun belum diketahui nilai ukuran mesh dan
dosis yang sesuai untuk diterapkan pada limbah cair industri tahu.
Kabupaten Jember memiliki banyak industri rumahan yang memproduksi
tahu. Terdapat 742 industri tahu yang tersebar di 20 kecamatan Kabupaten
Jember. Limbah cair tahu memiliki kadar pencemar yang tinggi yaitu TSS sebesar
2.350 mg/l, COD 8.640 mg/l, dan memiliki nilai kekeruhan sebesar 2.120 nTU.
Kadar limbah yang tinggi dapat menimbulkan pencemaran lingkungan apabila
dibuang langsung ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan. Pengolahan limbah
cair industri tahu dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya metode
koagulasi. Koagulasi adalah proses destabilisasi muatan pada partikel tersuspensi.
Namun, belum diketahui jumlah dosis dan ukuran mesh yang sesuai dalam proses
penanganan limbah cair industri tahu menggunakan koagulan biji asam jawa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik limbah cair
industri tahu dan jumlah dosis serta ukuran mesh biji asam jawa yang sesuai
dalam pengolahan limbah cair industri tahu. | en_US |