Gaya Kepengarangan Habiburrahman El Shirazy Dalam Novel Bidadari Bermata Bening Sebagai Alternatif Materi Bahasa Indonesia DI SMA
Abstract
Gaya kepengarangan merupakan kemampuan pengarang dalam membahasakan idenya melalui bahasa sastra. Gaya kepengarangan Habiburrahman El Shirazy (selanjutnya digunakan HES) dapat ditelaah dari novel yang menjadi objek penelitian berjudul Bidadari Bermata Bening (selanjutnya digunakan BBB). Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi; (1) bagaimanakah bahasa figuratif sebagai gaya kepengarangan HES dalam novel BBB?; (2) bagaimanakah diksi sebagai gaya kepengarangan HES dalam novel BBB?; (3) bagaimana pemanfaatan hasil penelitian gaya kepengarangan HES dalam novel BBB sebagai alternatif materi Bahasa Indonesia di SMA?. Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dengan pendekatan stilistika. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel BBB karya HES serta silabus SMA kelas XII Kurikulum 2013 edisi 2017. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan novel BBB dan pemetaan KD dan KI berdasarkan silabus. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dengan teknik analisis meliputi: identifikasi data, pengkasifikasian, analisis, interpretasi data, dan kesimpulan.
Bentuk bahasa figuratif HES dalam novel BBB terdiri atas pemajasan (figures of thought) dan penyiasatan struktur (figures of Speech). Pemajasan diklasifikasikan atas majas perbandingan, penegasan, pertentangan dan sindiran. Pada majas perbandingan terdapat majas alusio, simile, personifikasi, dan hiperbola yang digunakan untuk memperjelas makna. Pada majas penegasan terdapat majas pararima, esklamasio dan aposiopesis yang digunakan untuk memperkuat setting kedaerahan dan meningkatkan kesan tuturan. Pada majas
pertentangan terdapat majas antitesis dan kontradiksio yang digunakan untuk meningkatkan kesan. Pada penyiasatan struktur terdapat kalimat repetisi, asindenton, klimaks dan antiklimaks. Pada penyiasatan struktur repetisi terdapat epizeuksis, anafora, mesodiplosis, anadiplosis, simploke, tautotes dan epifora/epistrofa yang digunakan untuk menegaskan makna. Struktur asindenton digunakan HES sebagai sarana pendeskripsian suatu hal terkait alam, karakter tokoh, keadaan atau tempat, kegiatan, historis dan harapan. Selanjutnya, struktur kalimat klimaks dan antiklimaks digunakan untuk mengilustrasikan tingkatan tertentu yaitu tingkatan memuncak pada klimaks dan tingkatan menurun pada antiklimaks. Penggunaan diksi HES terdapat penggunaan diksi berbahasa asing dan daerah dan diksi nama tokoh Islam. Diksi berbahasa Asing dan bahasa daerah digunakan sebagai gaya wacana setting lokal dan Internasional untuk menguatkan makna. Selanjutnya penggunaan diksi nama tokoh Islam digunakan sebagai bentuk komparasi sosial, yaitu perbandingan kehidupan saat ini (dalam novel BBB dengan zaman tokoh Islam yang digunakan untuk memperjelas makna. Penggunaan diksi tersebut berorientasi pada sosial-budaya dan religiusitas sebagai sarana dakwah. Gaya kepengarangan HES dibedakan atas latar belakang sosial yang berorientasi pada kultur Jawa dan kepesantrenan dan latar belakang budaya yang berorientasi pada penguatan setting lokal (kedaerahan) dan Internasional. Selanjutnnya gaya kepengarangan HES secara ideologis berorientasi pada pelestarian budaya, pengendalian sosial, dan penanaman nilai-nilai tradisional yang mengarah pada paham atau ideologi konservatif