Show simple item record

dc.contributor.advisorHartanti, Ragil Ismi
dc.contributor.advisorMoelyaningrum, Anita Dewi
dc.contributor.authorHidayat, Wahyu
dc.date.accessioned2020-04-19T05:56:18Z
dc.date.available2020-04-19T05:56:18Z
dc.date.issued2019-07-10
dc.identifier.nim112110101125
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98232
dc.description.abstractIklim kerja merupakan perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya. Bagi orang Indonesia suhu udara dirasakan nyaman antara (24oC sampai 26oC), kelembaban relatif (30% sampai 70%) dan kecepatan udara sekitar (0,05m/s Sampai 0,2m/s). Adapun lingkungan kerja yang mempunyai suhu udara di bawah 19oC adalah lingkungan kerja yang menggunakan refrigerator pada proses produksi misalnya industri pengepakan ikan segar. Salah satu industri yang mengalami perkembangan pesat adalah industri cold storage. Pekerja yang terpapar suhu ruangan dibawah 24-260C akan mengalami gangguan kesehatan pada tubuh seperti penurunan suhu tubuh secara drastis yang disertai dengan keluhan akibat suhu dingin. Paparan suhu dingin yang terus menerus dapat menyebabkan panas keluar dari tubuh sehingga faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap timbulnya cold stress (hipotermia). Penelitan ini dilakukan di cold storage yang ada di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pekerja cold storage yang bekerja di lingkungan kerja dengan suhu dingin yang berjumlah 33 orang. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan pengukuran suhu tubuh, beban kerja, indeks massa tubuh. Kemudian data diolah secara deskriptif yaitu dalam bentuk tabel dan teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,7% pekerja yang merasa keluhan tidak nyaman terhadap suhu dingin dengan suhu <24oC. Keluhan tersebut dirasakan oleh seluruh responden dengan frekuensi keluhan yang dirasakan berbeda-beda antara lain berupa keluhan menggigil (72.7%), umur responden pada rentang 25-34 (62,5%) tahun, 44,4% pekerja laki-laki menyatakan mengalami ada keluhan, 57,9% memiiki IMT kategori berat badan normal, 54,5% pekerja yang terpapar suhu dingin selama 40 menit, 55,6% pekerja yang bekerja di bagian pengemasan menyatakan mengalami ada keluhan, memiliki masa kerja dengan rentang ≤3 tahun (56,2%), 66,6% pekerja memiliki beban kerja dengan kategori diperlukan perbaikan 31-60 kali/menit. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara suhu dingin, kelembaban udara, umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, lama paparan, aktivitas pekerjaan, masa kerja, beban kerja dan keluhan hipotermia menunjukkan bahwa 66,7% pekerja mengalami penurunan suhu tubuh dan juga merasa tidak nyaman terhadap suhu dingin <24oC, sehingga menyebabkan keluhan yang dirasakan akibat efek paparan suhu dingin berbeda-beda. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian kepada instansi terkait di Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan tindakan pengawasan terhadap industri perikanan maupun jasa yang mendukung kegiatan industri yang bergerak pada sektor formal maupun informal agar pengawasan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan kerja khususnya untuk tenaga kerja yang bekerja di bagian cold storage.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherBagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectAktivitas Pekerjaanen_US
dc.subjectHipotermiaen_US
dc.subjectPekerja Cold Storageen_US
dc.subjectIklim kerjaen_US
dc.titleGambaran Aktivitas Pekerjaan dan Keluhan Hipotermia Pada Pekerja Cold Storage (Studi di Cold Storage UD. Indra Laksmana Muncar Kabupaten Banyuwangi)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record