dc.description.abstract | Kota Blitar merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur.
Salah satu tempat wisata religi di Kota Blitar ialah Makam Bung Karno (MBK).
Keberadaan makam Bung Karno di daerah Kelurahan Bendogerit Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar. Masyarakat Sentul di kawasan makam Bung Karno dapat
dikatakan sederhana dan sulit berkembang, sumber daya ekonomi masyarakat
bergantung pada kegiatan bekerja sebagai buruh industri kerajian kayu dan
bertani. Kehidupan masyarakat yang sederhana disebabkan beberapa hal yaitu,
faktor pendidikan, persaingan lapangan kerja, serta modal yang kurang cukup
untuk mengembangkan usaha.
Rumusan Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) bagaimana
kondisi sosial ekonomi masyarakat di kawasan objek wisata Makam Bung Karno
sampai menjelang tahun 2003 ?; bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat
di kawasan obyek wisata Makam Bung Karno tahun 2003-2016 ? Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi perubahan sosial ekonomi tersebut ?. Penelitian ini
bertujuan untuk: 1) untuk mengkaji kondisi sosial ekonomi masyarakat di
kawasan objek wisata Makam Bung Karno sampai menjelang tahun 2003; 2)
untuk mengkaji perubahan sosial ekonomi masyarakat di kawasan obyek wisata
Makam Bung Karno tahun 2003-2016; 3) untuk mengkaji faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi perubahan sosial ekonomi tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yaitu
heuristik; kritik; interpretasi; dan historiografi. Sumber-sumber yang dikumpulkan
dalam penelitian ini meliputi buku-buku, hasil laporan penelitian, wawancara
serta observasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi ekonomi yang
menerangkan dan menggambarkan mengenai pembangunan kehidupan sosial ekonomi masyarakat berada di sekitar makam Bung Karno. Sedangkan teori yang
digunakan adalah teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh N.J Smelser.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi masyarakat sekitar
kawasan makam Bung Karno menjelang tahun 2003 bermata pencaharian sebagai
petani dengan jumlah 516 orang dan 609 orang sebagai buruh tani. Sebagai daerah
yang bertumpu pada komoditas pertanian, masyarakat Kelurahan Sentul
memperoleh penghasilan berkisar Rp 600.000-Rp 800.000 untuk setiap kali
panen. Dari fenomena ini dapat dikatakan bahwa ekonomi masyarakat tergolong
rendah.
Tahun 2003, keberadaan wisata makam Bung Karno semakin dikenal
oleh masyarakat luas. Tentunya, semakin menarik wisatawan untuk berkunjung.
Setiap akhir pekan makam Bung Karno ramai oleh para penziarah dan ini menjadi
peluang usaha bagi masyarakat sekitar kawasan wisata makam. Dengan
bertambahnya pertumbuhan penduduk semakin tinggi pula tuntutan ekonomi
setiap keluarga, oleh karena itu masyarakat mulai untuk melakukan bisnis di
kawasan area makam guna untuk menambah penghasilan.
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut: 1) Universitas Jember diharapkan dapat menambah referensi dan
memperkaya aktivitas penelitian mengenai penelitian lapang tentang perubahan
sosial ekonomi pada masyarakat khususnya masyarakat di sekitar makam agar
dapat menambah wawasan pada peneliti selanjutnya; 2) Pemerintah Kota Blitar,
diharapkan turut berperan serta dalam mengambangkan obyek wisata makam
Bung Karno serta semakin mengoptimalkan pembangunan fasilitas yang ada di
area makam agar serta memperhatikan daerah penelitian agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar makam Bung Karno; 3) Masyarakat sekitar
makam Bung Karno di Kelurahan Sentul, diharapakan tetap menjaga hubungan
yang baik antar masyarakat, para pengunjung peziarah makam dan pada pihak
yang berkaitan dengan makam Bung Karno serta selalu mengutamakan
pendidikan agar memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik pada generasi
selanjutnya | en_US |