Show simple item record

dc.contributor.advisorFibriansari, Rizeki Dwi
dc.contributor.authorPutri, Cindy Silvia
dc.date.accessioned2020-04-14T00:54:41Z
dc.date.available2020-04-14T00:54:41Z
dc.date.issued2019-11-13
dc.identifier.nim162303101025
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98009
dc.description.abstractStroke menempati urutan pertama dari 10 penyebab kematian utama penyakit tidak menular (PTM) berdasarkan sampel registrasi sistem (SRS). Stroke dimulai saat terbentuk lesi patologik sampai saat lesi tersebut menetap, gangguan fungsi otak disini akibat adanya lesi pada otak, lesi ini umumnya mengalami pemulihan sampai akhirnya terdapat lesi yan menetap, fungsi otak adalah sebagai kontrol dari setiap anggota gerak manusia, maka rusaknya otak menyebabkan hilangnya fungsi otak itu sendiri, kerusakan sel-sel otak post stroke menyebabkan kecacatan fungsi kognitif, sensorik, maupun motoric sehingga menghambat kemampuan fungsional mulai dari aktivitas gerak hingga berkomunikasi dengan orang sekitar secara normal, akibat yang ditimbulkan oleh serangan stroke diantaranya kelemahan (lumpuh sebagian atau menyeluruh) secara mendadak, hilangnya sensasi berbicara, melihat, atau berjalan, hingga menyebabkan kematian. Sehingga muncul masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik pada klien stroke. Jika tidak segera diatasi dengan cara yang tepat akan menyebabkan klien dalam keadaan imobilisasi. Imobilisasi (bed rest) yang lama pada klien stroke akan merangsang atropi otot skeletal terutama ekstremitas bawah. Desain penelitian ini adalah laporan kasus, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi pada 2 klien yang mengalami post stroke dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik. Intervensi dan implementasi yang diberikan selama 4 hari adalah mobilitas (pergerakan) sendi, manajemen terapi latihan: kontrol otot, manajemen pengaturan posisi. Serta intervensi dan implementasi yang dilakukan secara khusus dengan mengajarkan terapi latihan ROM pasif disertai dengan pemberian rangsangan taktil. Terapi latihan Range Of Mation (ROM) yang dilakukan selama 4 hari dengan perlakuan 2 kali sehari, latihan ROM diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan 2 kali sehari dengan durasi 7-10 menit Hasil penelitian yang didapatkan setelah dilakukan implementasi keperawatan selama 4 hari didapatkan tujuan tercapai sebagian, dengan kriteria hasil yang telah tercapai yaitu pergerakan (terdapat peningkatan pada kemampuan pergerakan sendi), toleransi terhadap aktivitas (tidak terdapat tanda atau gangguan perubahan warna kulit), dan konsekuensi imobilitas: fisiologi (tidak terjadi kontraktur sendi, serta mampu mempertahankan atau meningtakan kekuatan otot). Hasil penelitian menunjukkan dapat diterapkan untuk peneliti selanjutnya bahwa terapi range of mation dan pemberian rangsangan taktil secara bersamaan dapat diterapkan kepada pasien post stroke karena dapat meningkatkan pemulihan pada kemampuan motorik. Dan untuk klien disarankan sering melakukan terapi latihan ROM dirumah.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Keperawatan Universitas Jemberen_US
dc.subjectStrokeen_US
dc.subjectMobilitas Fisiken_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Pada NY. M Dan TN. M Dengan Post Stroke Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik DI Ruang Melati Rsud Dr. Haryoto Lumajangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiD3 Keperawatan
dc.identifier.kodeprodi2303101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record