Show simple item record

dc.contributor.advisorGANI, Husni Abdul
dc.contributor.advisorRIRIANTY, Mury
dc.contributor.authorWILANTANG, Belinda
dc.date.accessioned2020-04-01T03:50:07Z
dc.date.available2020-04-01T03:50:07Z
dc.date.issued2019-10-01
dc.identifier.issn152110101114
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97569
dc.description.abstractOrang tua yang memiliki anak tunagrahita harus memahami bahwa anak tersebut berhak memperoleh pendidikan dan informasi kesehatan terutama dalam kesehatan diri agar tidak bergantung pada orang lain dan untuk meminimalisir terjadinya masalah kesehatan. Adapun masalah yang dihadapi anak tunagrahita meliputi konteks kehidupan dan pendidikan, umumnya mereka kesulitan dalam merawat, mengurus dan menolong diri. Salah satu kesulitan yang dihadapi anak yaitu melakukan buang air. Disiplin buang air yang diajarkan oleh orang tua dikenal dengan masa toilet training. Toilet training merupakan rangkaian kegiatan bina diri yang sangat kompleks. Orang tua memerlukan perlakuan, kesabaran dan waktu sedikit lebih lama untuk mengajarkan kegiatan toilet training pada anak secara baik. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola penerapan toilet training pada siswa tunagrahita ringan yang mengalami riwayat kejadian enuresis di Sekolah Luar Biasa (SLB)-C TPA Jember. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan utama dalam penelitian ini adalah 8 orang yang terdiri atas orang tua dan siswa tunagrahita ringan yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa-C TPA Jember serta memiliki riwayat enuresis. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Penelitian dilakukan di SLB-C Jember mulai Desember 2018-September 2019. Pengambilan data menggunakan panduan wawancara mendalam dengan pertanyaan terkait pemberian stimulus S-O-R terhadap penerapan toilet training yang diberikan orang tua diantaranya berupa kesiapan anak, persediaan alat bantu, pemberian hukuman, pemberian kasih sayang, ketekunan orang tua, aspek perhatian, pengertian dan penerimaan serta penyediaan toilet yang ideal. Dalam penelitian ini tahapan analisis data adalah mereduksi data, penyajian data dan membuat kesimpulan yang dijelaskan dalam bentuk uraian kalimat dalam kutipan langsung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan berjenis kelamin perempuan. Usia informan berada pada rentang usia 10-54 tahun. Tingkat pendidikan informan diantaranya SD, SMP, SMA, D3, dan S-1. Adapun pekerjaan informan terdiri atas pedagang, IRT, karyawan swasta dan guru. Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada orang tua dari siswa tunagrahita ringan diketahui bahwa sebagian besar informan yaitu sejumlah lima informan belum memiliki kesiapan fisik maupun mental dalam pelaksanaan toilet training pada anak. Sementara terkait alat bantu toilet training, dua informan menggunakan alat bantu dalam pelaksanaan toilet training pada anak berupa potty chair, rok maupun celana yang tidak menggunakan ritsleting. Empat informan memberikan hukuman dalam pelaksanaan toilet training. Sejumlah 5 informan dalam penelitian ini menyatakan adanya bentuk kasih sayang yang ibu tunjukan dalam penerapan toilet training. Sejumlah 3 informan yang melakukan susunan jadwal toilet training saat setelah dan akan melakukan aktivitas anak. Sebanyak enam siswa tunagrahita ringan SLB-C TPA Jember yang diberikan stimulus toilet training oleh orang tua terdapat dua informan yang sudah memenuhi aspek perhatian, pengertian dan penerimaan pada anaknya. Sedangkan terkait penyediaan toilet yang ideal dalam pelaksanaan toilet training terdapat aspek pencahayaan, ventilasi, serta kelembapan udara masih belum terpenuhi. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah adanya kerja sama lintas sektoral dengan OPD terkait yaitu Cabang Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak untuk pemenuhan sarana dan prasarana toilet di lingkungan sekolah, dan penyelenggaraan seminar atau workshop kepada kedua orang tua siswa tunagrahita. Orang tua dapat bergabung dan aktif mengikuti kegiatan seminar yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan skill orang tua dalam pelatihan bina diri pada anak berkebutuhan khusus. Selain itu, pihak sekolah memberikan masukan dan pertimbangan dalam penyediaan fasilitas toilet memadai berupa pencahayaan, jumlah toilet, dan kondisi toilet serta adanya penyediaan karet pada seragam rok atau celana siswa di SLB-C TPA Jemberen_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATen_US
dc.subjectToilet Trainingen_US
dc.subjectTunagrahita Ringanen_US
dc.titlePola Penerapan Toilet Training Pada Siswa Tunagrahita Ringan yang Mengalami Riwayat Kejadian Enuresis di SLB-C TPA Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKESEHATAN MASYARAKAT
dc.identifier.kodeprodi2110101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record