dc.description.abstract | Pertumbuhan penduduk, kegiatan ekonomi, serta industrialisasi yang kian
meningkat di perkotaan secara tidak langsung akan mempengaruhi kuantitas dan
karakteristik limbah padat. Sejalan dengan teori HL. Blum yang menyatakan
bahwa faktor lingkungn ialah salah satu komponen yang berperan dalam proses
terjadinya suatu penyakit. Lalat merupakan ordo Diptera yang mampu membawa
agen patogen melalui permukaan tubuh, sehingga mampu menyebabkan beberapa
gangguan penyakit.
Berdasarkan hasil observasi pada bulan November tahun 2018 bahwa TPA
Pakusari dan TPA Ambulu merupakan TPA yang memiliki jarak paling dekat
dengan pemukiman penduduk yaitu berjarak + 50 meter serta memiliki masalah
keberadaan lalat dikarenakan letak TPA yang berdekatan dengan peternakan
ayam. Berdasarkan hasil wawancara warga sekitar TPA bulan April tahun 2019
diketahui beberapa warga mengeluhkan kehadiran lalat yaitu menganggu kegiatan
sehari-hari serta timbul gangguan kesehatan. Berdasarkan data Dinas Lingkungan
Hidup tahun 2017, TPA Pakusari melayan 10 kecamatan dengan timbulan sampah
mencapai + 150 ton/hari dan komposisi sampah meliputi 81,9% sampah organik,
13,6% sampah non organik dan 1,5% sampah B3, sedangkan TPA Ambulu
melayani 5 kecamatan dengan timbulan sampah mencapai + 40 m
ix
3
/hari meliputi
sampah anorganik (78,6%) dan sampah organik (20,4%).
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian analitik dengan desain
penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan
tingkat kepadatan lalat di TPA Pakusari dan TPA Ambulu. Jenis sampel yang
digunakan adalah total sampling, yaitu pada kavling aktif TPA di tahun 2019 dan masyarakat yang bermukim di RT paling dekat dengan TPA. Variabel bebas
penelitian ini adalah TPA Pakusari dan TPA Ambulu yang meliputi sarana dan
prasarana, timbulan sampah, jenis sampah, jumlah petugas serta keberadaan
peternakan ayam, sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah kepadatan lalat.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, pengukuran dan
dokumentasi. Analisis penelitian dilakukan menggunakan uji normalitas dengan
Kalmogorov-Smirnov, yang kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui
perbedaan tingkat kepadatan lalat menggunkan uji parametrik independent sampel
T-test dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Didapatkan kesimpulan bahwa rusaknya alat berat membuat tertundanya
kegiatan pengelolaan sampah di kedua TPA, sehingga pengelolaan sampah di
TPA Pakusari sementara beralih menjadi open dumping mulai dari bulan Maret
hingga November 2019. Terdapat perbedaan kepadatan lalat antara TPA Pakusari
dan TPA Ambulu (p = 0,000). Kepadatan lalat di TPA Pakusari mencapai 37,8
ekor/ 30 detik, sedangakan di TPA Ambulu mencapai 24,9 ekor/30 detik.
Kepadatan lalat berkategori sangat tinggi/padat atau > 21 ekor/ 30 detik. Hasil
identifikasi lalat yang ditangkap menunjukkan bahwa lalat yang paling banyak
ditangkap adalah jenis lalat rumah (Musca domestica) serta keluhan gangguan
keberadaan lalat yang dirasakan masyarakat yaitu mengganggu aktivitas seharihari
seperti lalat hinggap di makanan dan minuman, hinggap di meja makan dan
tumbuhan. Keluhan kesehatan yang diderita paling banyak adalah diare. Saran
yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah memperbaiki sistem
pengelolaan sampah dari open dumping menjadi pengelolaan yang lebih saniter
yaitu controlled landfill. Melakukan monitoring dan perawatan secara berkala
pada setiap sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengelolaan sampah.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada petugas TPA terkait pengukuran
kepadatan lalat dan identifikasi lalat. Melakukan pengendalian secara kombinasi
baik pengendalian fisik (penimbunan sampah, monitoring pembersihan kandang),
pengendalian biologi (predator alami lalat) dan pengendalian kimia. Perlu
penelitian selanjutnya mengenai identifikasi patogen pada tubuh lalat di sekitar
TPA yang menyebabkan penyakit secara mekanis. | en_US |