Pewarnaan Lokal Wilayah Super Antimagic Pada Graf Planar
Abstract
Konsep pewarnaan graf puncaknya muncul pada tahun 1976, yaitu sebagai
hasil dari pemecahan persoalan 4 warna. Setelahnya muncul konsep pelabelan
graf. Pada tahun 2017 Arumugam menggabungkan dua konsep tersebut, yaitu
memperkenalkan konsep pewarnaan yang didapatkan dari bobot suatu pelabelan.
Misalkan G = (V;E) adalah suatu graf terhubung dengan n titik dan m sisi. Fungsi
bijektif f : E ¡! f1; 2; 3; :::;mg disebut pelabelan antimagic lokal jika untuk setiap
dua titik yang bertetangga u dan v di G, w(u) 6= w(v), dengan w(u) =
P
e2E(u)
f(e).
Pelabelan antimagic lokal menginduksi pewarnaan titik pada graf G dimana titik v
diberi warna atau bobot w(v).
Termotivasi oleh penelitian Arumugam, pada tesis ini dikaji tentang pewarnaan
lokal wilayah super antimagic pada graf planar. Misalkan G = (V;E) adalah suatu graf
terhubung dengan n titik danmsisi. Fungsi bijektif f : V (G)[E(G) ¡! f1; 2; :::; n+
mg disebut pelabelan lokal wilayah super antimagic jika terdapat fungsi bijektif f :
V (G) ! f1; 2; : : : ; ng dan fungsi bijektif f¤ : E(G) ! fn + 1; n + 2; : : : ; n + mg
sedemikian sehingga untuk dua wilayah yang saling bertetangga A1 dan A2 di G,
w(A1) 6= w(A2). Pelabelan lokal wilayah super antimagic menginduksi pewarnaan
wilayah pada graf G dengan wilayah A diberi warna atau bobot w(A). Bilangan
kromatik lokal wilayah super antimagic dinotasikan dengan °lfat(G), didefinisikan
sebagai banyak warna terkecil dari seluruh warna pada G dari hasil proses beberapa
pelabelan lokal wilayah super antimagic pada G.
Pada penelitian ini diperoleh hubungan antara bilangan kromatik pewarnaan
wilayah graf G dengan bilangan kromatik yang didapatkan dari proses pelabelan,
yaitu bilangan kromatik lokal wilayah super antimagic. Pada graf terhubung, bilangan
kromatik lokal wilayah super antimagic °lfat(G) = 1 diperoleh jika G merupakan graf
yang memiliki satu wilayah berhingga. Selain itu diperoleh juga °lfat(G) ¸ 2 jika G
merupakan graf yang memiliki lebih dari satu wilayah berhingga dan setidaknya
terdapat dua wilayah yang saling bertetangga.
Selanjutnya pewarnaan lokal wilayah super antimagic diterapkan pada beberapa
graf planar yang telah direpresentasikan dalam bentuk graf bidang, yaitu graf kipas
(Fn), graf roda (Wn), graf ladder (Ln), graf triangular ladder (TLn), dan graf three
circular ladder (TCLn). Pada semua kelas graf yang telah disebutkan, kecuali graf
three circular ladder dengan jumlah wilayah ganjil diperoleh keberbedaan bobot
wilayah dari hasil pelabelannya sama dengan kromatik pewarnaan wilayahnya.
Collections
- MT-Mathematic [100]