Show simple item record

dc.contributor.authorKurnianta, Mohammad Jimmy
dc.contributor.authorSetiawati, Tri Candra
dc.contributor.authorJayus, Jayus
dc.date.accessioned2019-11-26T03:45:17Z
dc.date.available2019-11-26T03:45:17Z
dc.date.issued2019-10-01
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/95837
dc.description.abstractKetersediaan kalium (K) dan fosfat (P) dalam tanah terbatas,danharga pupuk sintetik relatif mahal, menjadikan mikroorganismepelarut mineral memegang peranan penting dalam menunjang pertanian berkelanjutan.Batuan mineral apatit dan leusitmerupakan sumber daya mineral dengan ketersediaan tinggi tetapi mempunyai kelarutan mineral rendah. Penelitian bertujuan untukmempelajari pengaruh kombinasi bakteri pelarut fosfat (BPF), bakteri pelarut kalium (BPK), dan humatsingkong sebagai agen bioleachingdalam proses pelarutan K dan P dari bahan agromineral. Bahan agromineral leusitdiperoleh dariKabupatenSitubondo dan Pati, sedangkan bahan apatit berasal dari Kabupaten Tuban dan Ciamis, Indonesia. Bahan mineral diperlakukan dengan 2,10 x107CFU/gBPF dan 1,61 x 107CFU/gBPK, dikombinasikan dengan 100 ppm C organik senyawa humatdari singkong sebagai media. Kelarutan mineral diamati setiap dua minggu sekali selama 12 minggu meliputi kelarutan K dan P, dan pH media. Produksi asam organik dianalisis untuk mengamati aktivitas bakteri menggunakan HPLC dan perubahan fisik permukaan batuan akibat pelarutan bakteri dipindai menggunakan SEM.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarutan fosfat tertinggi tercatat pada minggu ke 4 (344,23 ppm) yang dilepaskan dari apatit Tuban dengan kombinasi BPF dan BPK dengan senyawa humat, sedangkan pelarutan kalium tertinggi diperoleh pada minggu ke 6 dari leusitSitubondo (44,21 me / 100 g) dengan kombinasi senyawa humatsingkong dan BPK. Secara statistikpada kedua mineral pelarutan K dan P menunjukkan berbedanyata. Hasil analisis dengan menggunakan SEMterjadi kerusakan permukaan batuansetelah periode pengamatan tigabulan yang menunjukkan bahwa terjadi pelarutan mineral. Selama percobaan dideteksi beberapa asam organik seperti asam sitrat, ferulat, kumarat, siringatdan malat.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherE-JOURNAL MENARA PERKEBUNAN, Vol. 87, No. 2, Oktober 2019en_US
dc.subjectleusiten_US
dc.subjectapatiten_US
dc.subjectsenyawa humaten_US
dc.subjectasam organiken_US
dc.titlePelarutan P dan K dari Batuan Leusit dan Apatit Menggunakan Kombinasi Senyawa Humat-BPF-BPKen_US
dc.typeArticleen_US
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI2520101#Magister Bioteknologi
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI1510301#Ilmu Tanah
dc.identifier.nidnNIDN0023056502
dc.identifier.nidnNIDN0016056803


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record