dc.description.abstract | Kemiri adalah tumbuhan endemik flora malesiana yang merupakan salah
satu tumbuhan Multi Purpose Tree Species (MPTS) atau tumbuhan multi guna
yang menghasilkan biji, buah, bunga, batang dan daun untuk fungsi ekonomi.
Selama ini budidaya kemiri secara generatif membutuhkan waktu perkecambahan
yang lama sekitar 30-35 hari karena biji kemiri memiliki struktur kulit yang keras
dan tebal. Upaya alternatif untuk mengatasi kendala tersebut yaitu melakukan
perbanyakan tumbuhan secara vegetatif melalui kultur in vitro. Kultur in vitro
merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian tumbuhan seperti sel, jaringan
dan organ serta menumbuhkannya menjadi tumbuhan utuh dalam kondisi
lingkungan yang aseptis.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur in vitro yaitu
ada tidaknya kontaminasi mikroorganisme pada media maupun eksplan.
Kontaminasi yang paling sulit dikendalikan adalah mikroorganisme pada eksplan.
Sumber kontaminasi yang terdapat pada eksplan dapat dihilangkan dengan cara
melakukan sterilisasi eksplan. Salah satu bahan kimia yang umum digunakan
untuk sterilisasi eksplan yaitu Natrium Hipoklorit (NaClO). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui konsentrasi dan lama perendaman NaClO yang efektif
untuk sterilisasi eksplan daun kemiri.
Penelitian ini menggunakan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu
konsentrasi NaClO terdiri empat taraf: K0 = kontrol; K1 = 1%; K2 = 2%; dan K3
= 3%. Faktor kedua lama perendaman NaClO terdiri tiga taraf: L1 = 2,5 menit;
L2 = 5 menit; dan L3 = 7,5 menit. Eksplan yang digunakan daun muda kemiri
berumur 1 – 2 minggu. Media pertumbuhan eksplan yang digunakan yaitu media
Woody Plant Medium (WPM) dengan penambahan hormon auksin berupa 2,4 D
konsentrasi 0,5 ppm. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan tiga
parameter pengamatan yaitu eksplan terkontaminasi, waktu munculnya kalus dan
eksplan yang membentuk kalus.
Penggunaan NaClO untuk sterilisasi eksplan daun tumbuhan kemiri efektif
pada konsentrasi 1% dengan lama perendaman 2,5 menit (K1L1). Kombinasi
perlakuan tersebut mampu menurunkan persentase kontaminasi sampai 0%,
menginduksi kalus lebih cepat selama 17 HST dibandingkan dengan perlakuan
K2L3 19 HST dan K2L2 25 HST dan juga memiliki persentase pertumbuhan
kalus sebesar 33,3%. Sterilisasi eksplan dengan disertai penggunaan NaClO
mampu mencegah kontaminasi namun perlu diperhatikan konsentrasinya karena
sifatnya yang fitotoksik terhadap jaringan tumbuhan. | en_US |