dc.description.abstract | Using Banyuwangi yang mendeskripsikan tentang cerita asal-asul Desa Mangir,
mantra Sabuk Mangir. Kedua cerita tersebut begitu menarik karena memiliki cerita
yang dipercaya oleh masyarakat Using Banyuwangi. Asal-asul Desa Mangir
menarik karena cerita tersebut memprakarsai berdirinya Desa Mangir dan
mempunyai cerita tentang sesorang bernama Ki Ageng Hajar Mangir yang berhasil
membabat hutan angker dan mengalahkan makhluk gaib yang mengganggu pada
saat membabat hutan. Asal usul mantra Sabuk Mangir yang menceritakan tentang
sebuah ular besar yang mengaku sebagai anak dari Ki Ageng, tetapi Ki Ageng
memotong lidah ular tersebut yang digunakan sebagai pusaka Nagabaru Klinting
serta tubuh ular tersebut digunakan sebagai sabuk yang sampai saat ini disebut
Sabuk Mangir. Selain wujud mitos asal-usul dalam wujud mitos juga terdapat
tembang yang dipadukan dengan tarian yang juga menarik untuk diteliti. Hal
menarik lain juga terdapat makna simbolik dalam mantra dan ritual pada Sabuk
Mangir yang juga menunjukkan hal-hal yang perlu diketahui oleh masyarakat
Using Banyuwangi. Fokus masalah penelitian ini yaitu mendeskripsikan 1) wujud
mitos, 2) makna simbolik pada mantra dan ritual, 3) fungsi mitos ritual mantra
Sabuk Mangir, dan 4) pemanfaatan mitos mantra Sabuk Mangir sebagai alternatif
materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs kelas VII.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
etnografi. Sumber data adalah informan yang memahami mantra Sabuk Mangir.
Data penelitian ini berupa hasil wawancara dan catatan etnografi. Teknik
pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara, catatan etnografi, dan
terjemahan. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan teknik analisis domain,
analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema budaya.
Hasil penelitian ini yang pertama adalah wujud mitos dalam mantra Sabuk
Mangir masyarakat Using mencakup empat hal yaitu 1) wujud mitos cerita asalusul
Desa
Mangir
dan
asal-usul
mantra
Sabuk
Mangir.
2)
wujud
mitos
dalam
bentuk
tembang
Using
pada
Tari
Sabuk
Mangir
yang
mempunyai
cerita
bahwa
masyarakat
Using
mengklaim
Sabuk
Mangir
adalah
milik
orang
Using
yang
tidak
boleh
dipakai
oleh
sembarang
orang. 3) wujud mitos dalam bentuk mantra Sabuk Mangir yang
menunjukkan bahwa mantra Sabuk Mangir mempunyai berbagai macam variasi
mantra. 4) wujud mitos dalam mantra Sabuk Mangir berdasarkan isi terdapat (a)
mantra Sabuk Mangir (b) mitos Rajah (azimat) Sabuk Mangir bagian dalam, (c)
mitos khodam gaib, (d) mitos 2 Damar oblek. Kedua, cerita-cerita yang ada dalam
masyarakat Using Banyuwangi memiliki makna simbolik dari setiap ucapan dan
perilakunya, yaitu 1) bunyi mantra pada Sabuk Mangir mempunyai makna simbolik
sebagai kesungguhan dan kehikmatan dari sebuah usaha sesorang dalam
mewujudkan keinginannya. 2) benda Sabuk Mangir mempunyai makna simbolik
sebuah kesucian dalam kain kafan yang berwarna putih serta angka tujuh yang
dimaknai sebagai pertolongan. 3) perilaku ritual mantra Sabuk Mangir mempunyai
makna simbolik sebagai usaha untuk menyempurnakan keinginan seseorang.
Ketiga, mitos dalam ritual mantra Sabuk Mangir masyarakat Using Banyuwangi
memberikan fungsi-fungsi yang sangat berperan bagi keberlangsungan hidup
masyarakat yang mempercayainya baik fungsi sosial maupun fungsi individual.
Keempat, hasil penelitian mitos dalam mantra Sabuk Mangir ini juga dapat
digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs
pada kelas VII dengan materi pembelajaran puisi rakyat sesuai dengan KD yang
telah direkomendasikan.
Saran dalam penelitian ini: (1) bagi guru Bahasa Indonesia di Banyuwangi,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif materi pembelajaran puisi
lama (mantra) jenjang SMP/MTs kelas VII. 2) bagi pembaca, memberikan
kesadaran untuk menjaga kebudayaan daerah. 3) untuk peneliti lain, disarankan
supaya melaksanakan penelitian dari segi lain, misalnya penelitian tentang kajian
rajah pengasihan pada mantra Sabuk Mangir, sehingga diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas. | en_US |