dc.description.abstract | Kumpulan cerpen SSUP karya SGA memuat unsur stilistika yaitu majas,
citraan, diksi dan unsur gramatikal yang dituliskan berdasarkan imajinasi
pengarang dan penulisan bahasa metaforis yang menimbulkan efek estetis bagi
pembaca. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: (1) bagaimanakah majas, citraan, diksi dan unsur gramatikal dalam
kumpulan cerpen SSUP karya SGA, (2) bagaimanakah efek estetis dalam
kumpulan cerpen SSUP karya SGA, (3) bagaimanakah pemanfaatan hasil
penelitian kumpulan cerpen SSUP karya SGA sebagai materi pembelajaran
menyusun cerita pendek di SMA.
Rancangan dan jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam
penelitian ini adalah kata atau kalimat dalam kumpulan cerpen SSUP karya SGA
yang terindikasi memuat jawaban dari rumusan masalah. Teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data yaitu membaca kumpulan cerpen tersebut,
mengindentifikasi data yang berupa kata dan kalimat yang terindikasi memuat
jawaban dari rumusan masalah, dan memberikan kode pada data yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Metode analisis yang digunakan adalah mencari
bukti-bukti linguistik, mendeskripsikan dalam bentuk deskripsi kebahasaan dan
menjalaskan fungsi aspek kebahasaan dengan tujuan memperolah efek estetika
bahasa.
Hasil dalam penelitian ini berupa unsur stilistika yang paling dominan
dalam kumpulan cerpen ini berupa majas simile, personifikasi, hiperbola dan
sarkasme. Majas simile berupa perbandingan secara langsung yang memberikan
efek nyata. Majas personifikasi berupa menghidupakan benda mati yang berunsur
alam untuk memberikan efek dramatis. Majas hiperbola berupa melebih-lebihkan peristiwa alam untuk memperkuat imajinasi pembaca. Majas hiperbola berupa
ungkapan sindiran ketidakwarasan yang memberikan efek emotif. SGA memiliki
stlile permajasan dalam kumpulan cerpen SSUP dengan menuliskan
ketidaklogisan cerita namun nyata sebagai penguat peristiwa cerita dan
menimbulkan imajinasi pembaca. Citraan yang dominan dalam cerpen ini berupa
citraan penglihatan dan citraan pendengaran. Citraan penglihatan menggunakan
pencerapan indera secara langsung yang memberikan efek nyata bagi pembaca.
Citraan pendengaran menggunakan pencerapan indera secara langsung yang
memberikan efek nyata. Stile citraan SGA dalam penelitian ini yaitu memberikan
efek nyata bagi pembaca melalui pencerpan indera secara langsung. Diksi atau
pemilihan kata kumpulan cerita pendek SSUP karya SGA menggunakan kata
berkonotasi berunsur sains (berunsur alam) yang berfungsi menambah nilai
kepopuleran cerita. Unsur gramatikal Seno Gumira Ajidarma memiliki stile yang
tidak sesuai dengan teori gramatikal sehingga menimbulkan ketepatan makna dan
imajinasi pembaca. Pemanfaatan hasil penelitian dalam materi pembelajaran cerita
pendek di SMA kelas XI terdapat pada KD 3.9 Menganalisis unsur-unsur
pembangun cerita pendek. Seno Gumira Ajidarma dalam penelitian ini memiliki
stile dengan menuliskan cerita bertentangan dengan logika atau ketidaklogisan
namun memberikan efek nyata dan imajinasi pembaca.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
unsur stilistika yaitu majas, citraan, diksi dan unsur gramatikal yang dominan
dalam cerpen adalah majas simile, personifikasi, hiperbola dan sarkasma. Citraan
yang dominan yaitu citraan penglihatan dan citraan pendengaran. Diksi yang
dipilih pengarang dalam cerpen yaitu diksi konotasi berunsur alam (sains).
Melalui unsur stilitika tersebut pengarang memiliki stile dengan lisensi putika
yang bertentangan dengan logika dan mampu menambah efek estetika dalam
cerita. Saran yang dapat diajukan berkenaan dengan hasil penelitian ini adalah
bagi mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, bagi peneliti selanjutnya,
dan bagi guru bahasa Indonesia SMA kelas XI KD 3.9 Menganalisis unsur-unsur
pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek. | en_US |