Peramalan Jumlah Kasus Penyakit Hipertensi Di Kabupaten Jember Tahun 2018-2021 Dengan Metode Time Series
Abstract
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan selama bulan Agustus – September 2018 di bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Sumber data berasal dari data sekunder kasus hipertensi 36 bulan terakhir. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar checklist. Analisis data menggunakan aplikasi POM-QM dengan penyajian data menggunakan teks, tabel, dan grafik.
Hasil penelitian menunjukkan tren kasus hipertensi pada laki-laki maupun perempuan berdasarkan data aktual memiliki kecenderungan meningkat dengan jumlah kasus terbanyak ditemukan pada perempuan daripada laki-laki. Peramalan dilakukan menggunakan metode time series model exponential smoothing dengan alpha (α) bervariasi untuk penggolongan usia maupun jenis kelamin. Hasil peramalan kasus hipertensi pada laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan pola kasus yang mirip dengan data aktualnya. Kasus hipertensi yang lebih banyak ditemukan pada perempuan daripada laki-laki disebabkan karena gender menjadi faktor protektif dalam kasus hipertensi. Hipertensi pada perempuan lebih banyak ditemukan pada perempuan menopause akibat hormon estrogen yang mulai menurun. Hipertensi pada laki-laki lebih banyak diakibatkan gaya hidup kurang baik. Berdasarkan golongan usia kasus hipertensi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Di beberapa bulan tertentu terdapat penurunan jumlah kasus hipertensi yang dimungkinkan adanya pelaksanaan puasa ramadhan dan gerakan skrining bersama dari puskesmas. Penyebab lain banyak ditemukannya kasus hipertensi adalah adanya program skrining dari Dinas Kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas, puskesmas keliling, posbindu, dan PIS-PK. Kasus hipertensi di Kabupaten Jember memiliki kemungkinan besar mengalami peningkatan sehingga membutuhkan perencanaan yang efektif untuk menurunkan kasus dan pembiayaannya.
Pembiayaan di puskesmas berasal dari APBN, APBD, Dana BPJS Kesehatan. Pembiayaan per kasus hipertensi sulit dihitung karena pelaksanaan pengobatan di puskesmas digratiskan. Berdasarkan data WHO, Indonesia sebagai negara dengan penghasilan menengah ke bawah memiliki pembiayan per kasus hipertensi sejumlah ≤ US$ 1,50. Pembiayaan kasus yang meningkat disebabkan beberapa hal yaitu tingkat permintaan, tingkat inflasi, kemajuan ilmu dan teknologi, perubahan pola penyakit, perubahan pola pelayanan kesehatan, perubahan pola dokter – pasien, lemahnya mekanisme pengendalian biaya, penyalahgunaan asuransi kesehatan. Sehingga memerlukan pemenuhan syarat pembiayaan kesehatan dengan baik yaitu jumlah, penyebaran dan pemanfaatnnya sehingga peningkatan biaya kesehatan akan terkendali dan berjalan dengan efektif dan efisien.
Perencanaan tersebut memerlukan data yang dapat memperlihatkan situasi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, melalui peramalan (forecasting). Peramalan berdampak pada 3 hal, yaitu sumber daya manusia, kapasitas, dan
manajemen rantai pasokan. Hasil peramalan dapat digunakan untuk melihat kemungkinan besar masalah kasus hipertensi dan pembiayaan hipertensi di masa yang akan datang. Hasil yang ditunjukkan terkait biaya kasus hipertensi dapat menentukan pengambilan keputusan terkait perencanaan penganggaran yang sesuai. Hasil peramalan digunakan sebagai dukungan dalam mencapai tujuan dan fungsi perencanaan penganggaran sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Saran yang dapat diberikan adalah bahwa metode peramalan dapat digunakan sebagai alternatif untuk membantu menghadapi situasi kasus hipertensi berdasarkan pola tren yang diperlihatkan serta kebutuhan sumber daya kesehatan di masa yang akan datang. Hasil peramalan dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai data atau informasi dalam menentukan pengambilan keputusan terkait perencanaan strategi untuk meningkatkan keberhasilan baik program, kegiatan maupun anggaran untuk mengendalikan kasus hipertensi di Kabupaten Jember.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2231]