Show simple item record

dc.contributor.authorNoor, Achmad Syarifudin
dc.date.accessioned2019-10-21T03:49:12Z
dc.date.available2019-10-21T03:49:12Z
dc.date.issued2019-07-22
dc.identifier.nim152210101148
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/xmlui/handle/123456789/93488
dc.description.abstractIndonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan jumlah jenis tanaman lebih dari 30.000 jenis tanaman. Nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu banyak memanfaatkan tanaman-tanaman berkhasiat sebagai obat. Salah satu tamanan obat yang dapat dimanfaatkan yakni tamanan kenikir. Daun kenikir dilaporkan mengandung senyawa flavonoid seperti katesin dan kuersetin. Kedua senyawa tersebut diketahui memiliki aktivitas terhadap bakteri. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kenikir memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak daun kenikir mampu memberikan aktivitas antibakteri pada bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus, methicillin-resistant Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. Ekstrak daun kenikir juga memberikan aktivitas terhadap bakteri gram negatif seperti Shigella sp. dan Salmonella typhi (S. typhi). Pada penelitian yang sudah ada belum dilakukan penelitian terhadap fraksi ekstrak metanol daun kenikir terhadap S. typhi. S. typhi dapat menyebabkan penyakit typoid atau yang dikenal dengan demam tifoid. Penyakit ini menjadi penyakit endemik di negara-negara Asia seperti Cina, India, Pakistan, Vietnam, dan Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional pada tahun 2007, angka prevalensi demam tifoid di Indonesia mencapai 1,5% atau setidaknya terdapat 1.500 kasus tiap 100.000 penduduk. Tumbuhan kenikir pada penelitian ini diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut metanol dan difraksinasi secara partisi cair-cair menggunakan pelarut heksana, etil asetat, dan air. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode uji tabung. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan semua fraksi mengandung senyawa golongan flavonoid, saponin, dan polifenol. Pengujian antibakteri dilakukan pada ekstrak dan semua fraksi daun kenikir dengan metode difusi cakram untuk mengetahui diameter zona hambat dari ekstrak dan masing-masing fraksi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bakteri S. typhi yang ddinkubasi selama 20 jam pada suhu 37⁰C. Kloramfenikol dipilih sebagai kontrol positif untuk memastikan bahwa metode yang digunakan sudah benar. Hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap S. typhi menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kenikir memiliki diameter hambat paling besar pada berbagai rentang konsentrasi.en_US
dc.publisherFakultas Farmasi Universitas Jemberen_US
dc.subjectEkstrak Metanolen_US
dc.subjectFraksi Daun Kenikiren_US
dc.titleUji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Fraksi Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth) Terhadap Salmonella Typhi.en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record