dc.description.abstract | Fenomena stunting merupakan sebuah fenomena yang sudah tidak asing
lagi, khususnya di Indonesia. Wilayah Kabupaten Jember merupakan salah satu
kabupaten dengan jumlah anak stunting yang relatif tinggi. Hal tersebut
dibuktikan dengan data dari Riskesdas tahun 2013, yang menunjukkan bahwa
kabupaten Jember termasuk dalam 100 kabupaten se-Indonesia dengan angka
stunting tertinggi di wilayah Jawa Timur. Di tingkat kabupaten, Jember termasuk
dalam salah satu dari 11 kabupaten yang berada di Jawa Timur yang memiliki
angka stunting yang relatif tinggi, diantaranya yaitu Kabupaten Sumenep,
Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Malang,
Trenggalek, Nganjuk, dan Lamongan.
Stunting merupakan masalah serius terkait dengan kondisi kesehatan.
Stunting sendiri adalah sebuah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak. Hal
ini dimulai sejak 0-1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting yang terjadi
pada anak merupakan indikator utama dalam menilai kualitas modal sumber daya
manusia di masa mendatang. Berbagai macam kegiatan intervensi yang dilakukan
berdampak positif bagi masyarakat. Keberhasilan tersebut terlihat dari jumlah
anak stunting yang mulai menurun dari 4 desa sasaran intervensi dari LSM
Prakarsa di Kabupaten Jember. Keberhasilan tersebut juga tidak lepas dari peran
aktif masyarakat dan juga bantuan dari LSM Prakarsa dalam upaya penanganan
stunting. Dalam upayanya, LSM Prakarsa menggunakan tahapan-tahapan
intervensi yang terdiri dari 7 tahapan. Mulai dari tahap persiapan, assessment,
hingga terminasi. Hal ini bertujuan agar kegiatan dapat berjalan secara terstruktur
dan masyarakat dapat memahami segala rangkaian kegiatan intervensi yang dilakukan. Serta untuk menurunkan angka stunting yang terjadi dengan melalui
intervensi. | en_US |