dc.description.abstract | Tujuan mata pelajaran sejarah yang termuat dalam Permendikbud No. 20
Tahun 2016 bahwa peserta didik harus menumbuhkan pemahaman terhadap diri
sendiri, masyarakat dan terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang
panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang serta
menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangasa
Indonesia. Jika tujuan pembelajaran tercapai, maka akan dapat menumbuhkan
hasil belajar. Namun, berdasarkan data dilapangan terdapat suatu permasalahan
yaitu minimnya bahan ajar yang digunakan. Hal ini dapat diketahui dari hasil
analisis performansi yang dilakukan di tiga sekolah, yakni SMAN 1 Purwoharjo,
SMAN 1 Cluring dan SMAN 1 Srono. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: (1)
90% pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran hanya di awal KD baru dan
pembelajaran selanjutnya tidak disampaikan; (2) 80% pendidik dalam
mengembangkan materi hanya menggunakan Buku Paket dan LKS; (3) 75%
peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran sejarah; (4) 80% pendidik sudah
menggunakan metode dalam kurikulum 2013, tetapi dalam penerapannya belum
sempurna; (5) 50% media yang digunakan dalam pembelajaran hanya PPT, video
dan gambar sehingga kurang bervariasi dalam pembelajaran; (6) 85% evaluasi
yang dilakukan berupa tes tulis seperti soal pilihan ganda dan uraian bebas; (7)
80% sumber belajar yang digunakan berupa Buku Paket dan LKS, sehingga kedua
sumber belajar tersebut kurang dapat memfasilitasi guru dalam mengembangkan
materi.
Permasalahan yang diajukan yaitu (1) bagaimanakah hasil validasi ahli
terhadap modul interaktif menggunakan Learning Content Development System
(LCDS) dengan model 4D pada mata pelajaran sejarah kelas X SMA?; (2) apakah
modul interaktif menggunakan Learning Content Development System (LCDS)
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X SMA?
Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembanga 4D.
Tahapan dalam model 4D yaitu: pendefinisian (define); perancangan (design);
pengembangan (develop); dan penyebaran (disseminate).
Hasil validasi ahli diantaranya: (1) validasi ahli isi bidang studi diperoleh
nilai 81% dengan kualifikasi baik; (2) validasi bahasa diperoleh nilai 90% dengan
kualifikasi sangat baik; dan (3) validasi desain diperoleh nilai 93% dengan
kuaifikasi sangat baik. Hasil validasi pengguna mendapatkan nilai 91% dengan
kualifikasi “sangat baik” dalam kriteria kelayakan produk.
Hasil uji efektivitas dari kelompok kecil maka diperoleh hasil gain score
0,872% dengan kategori tinggi. Hasil uji efektivitas dari kelompok besar
diperoleh hasil gain score 0,853% dengan kategori tinggi. Sehingga
kesimpulannya media Prezi efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada pembelajaran sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian, maka diambil kesimpulan: (1) modul interaktif
menggunakan Learning Content Development System telah tervalidasi ahli dan
layak untuk digunakan sebagai sumber belajar mata pelajaran sejarah indonesia
kelas X SMA; dan (2) modul interaktif menggunakan Learning Content
Development System dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada
pelajaran sejarah. | en_US |