dc.description.abstract | Ubijalar merupakan salah satu pangan lokal untuk mendukung program
diversifikasi pangan nasional dalam membangun kedaulatan pangan. Waktu
perbanyakan bahan tanam membutuhkan waktu dua bulan dan hanya menghasilkan
bahan tanam yang sedikit. Hal ini berdampak terhadap ketersediaan bibit yang
kurang memadai. Oleh sebab itu diperlukan teknologi pembibitan yang bisa
mempersingkat masa pembibitan atau memperbanyak hasil bahan tanam dengan
waktu yang sama. Media tanam merupakan faktor utama dalam keberhasilan
pembibitan. Kebutuhan bibit akan terpenuhi apabila media tanam memenuhi
kebutuhan tanaman terutama unsur N (Nitrogen). Nitrogen bermanfaat dalam
dalam merangsang pertumbuhan tanaman terutama batang dan daun. Penambahan
senyawa humat jerami dan pupuk kandang kotoran ayam mampu menambah
ketersediaan nitrogen dalam tanah selain itu mampu memperbaiki sifat fisik tanah.
Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalalah senyawa
humat jerami dengan tiga level yaitu tanpa pemberian senyawa humat, pemberian
senyawa humat dengan konsentrasi 0,1 % asam humat dan pemberian senyawa
humat dengan konsentrasi 0,2 % asam humat. Faktor kedua adalah aplikasi pupuk
kandang kotoran ayam dengan empat level yaitu kontrol (0,46 gr N Urea); 0,46 gr
N Pupuk Kandang; 0,69 gr N Pupuk Kandang dan 0,92 gr N Pupuk Kandang pupuk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi senyawa humat jerami
dan pupuk kandang kotoran ayam terhadap serapan hara nitrogen dan kualitas bibit
ubijalar. Adapun kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung yakni
analisis pendahuluan media tanam berupa analisis pH tanah dan N-Total Tanah, COrganik, P- Tersedia, K- Tersedia serta analisis pupuk kandang kotoran ayam dan
pembuatan senyawa humat jerami yang kemudian dilakukan analisis terhadap kadar humatnya. Variabel pengamatan yang diamati yaitu pH, C-Organik (metode
kurmis), N-Total tanah (metode kjelhdal) yang dianalisis pada umur 4 MST,
panjang total tanaman yang diamati pada umur 4 dan 8 MST, serta berat basah,
berat kering, kadar N-jaringan (metode destruksi basah) serta serapan N pada umur
8 MST. | en_US |