dc.contributor.author | MUHAMMAD AMIRUL KHOTIB | |
dc.date.accessioned | 2013-12-17T01:30:17Z | |
dc.date.available | 2013-12-17T01:30:17Z | |
dc.date.issued | 2013-12-17 | |
dc.identifier.nim | NIM070910101090 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9284 | |
dc.description.abstract | Korea Utara bergabung dalam Six Party Talks Agustus Tahun 2003.
Perundingan ini dibentuk oleh Amerika Serikat dengan mengikut sertakan Cina,
Rusia, Korea Selatan dan Jepang. Perudingan ini dibentuk dengan tujuan untuk
menghentikan pengembangan senjata nuklir Korea Utara ditukan dengan bantuan
bahan pangan, energi dan jaminan keamanan dari negara anggota Six Party talks.
Namun sampai pada tahun 2008, Korea Utara masih belum menghentikan pengayaan
nuklir di Yongbyon sebagaimana yang telah disepakati pada tahun 2007 dengan
imbalan bantuan minyak mentah dan bahan pangan dari negera anggota Six Party
Talks. Dengan adanya permasalahan tersebut Amerika Serikat menuduh Korea Utara
telah menjual senjata ke teroris sehingga menimbulkan ketegangan dalam forum Six
Party Talks. Korea utara sebagai negara yang selalu menjadi sasaran Amerika Serikat
dalam setiap permasalahan Nuklir dan Keamanan Asia Timur. Untuk memperjelas
ketegangan dengan anggota Six Party Talks dan mendapatkan apa yang menjadi
keinginan Korea Utara serta mempercanggih teknologi Komunikasi maka Pada 05
April 2009 korea Utara meluncurkan roket luar angkas untuk menempatkan satelit ke
orbit. Atas peluncuran roket tersebut para anggota Six Party Talks menjadi tegang dan
melaporkan kejadian tersebut ke DK-PBB bahwa Korea Utara telah melakukan uji
coba rudal nuklir. Dengan adanya laporan tersebut, pada hari itu juga DK-PBB
megadakan rapat darurat dan sampai pada 13 April 2009 rapat tersebut masih belum
ada keputusan sehingga DK-PBB menetapka suara bulat dengan memperketat sanksi
resolusi DK-PBB No. 1718 yang dikeluarkan pada tahu 2006 dan mendapat embargo
dari Amerika Serikat. Dengan adanya keputusan tersebut Korea Utara merasa
tersedak dan keamanan nasional menjadi terancam sehingga Korea Utara menyatakan
keluar dari Six Party Talks dan akan mengaktifkan kembali pengayaan nuklir di
Yongbyon dan tidak mau terikat dengan perjanjian apapun. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 070910101090; | |
dc.subject | Keputusan Korea Utara Keluar dari Six Party Talks | en_US |
dc.title | KEPUTUSAN KOREA UTARA KELUAR DARI SIX PARTY TALKS TAHUN 2009 (NORTH KOREA’S DECISION WITHDREW FROM SIX PARTY TALKS 2009) | en_US |
dc.type | Other | en_US |