Analisis Nilai Tambah Pengolahan Tahu di UMKM Tahu Sutra Miwa - Malang
Abstract
Menghadapi era persaingan dalam hal agroindustri, perlu adanya perhatian
dan upaya penuh dalam mewujudkan pembangunan dalam bidang ekonomi yang
berkesinambungan dalam praktek kerja agroindustri. Kedelai merupakan
komoditas pertanian yang memiliki banyak kandungan nutrisi baik bagi
kesehatan, serta dapat diolah menjadi bebagai macam olahan kedelai seperti
produk tahu. Produk tahu memiliki harga ekonomis dipasaran dan banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. UMKM Tahu Sutra Miwa adalah salah
satu agroindustri rumah tangga pengolahan tahu yang berlokasi di Malang.
UMKM Tahu Sutra Miwa merupakan industri pengolahan tahu di Malang yang
beroperasi sejak tahun 2014. Setiap hari UMKM Tahu Sutra Miwa menghasilkan
sekitar 1.600-2.500 potong tahu.
Penelitian ini bertujuan (1) menghitung rendemen pada proses pengolahan
tahu di UMKM Tahu Sutra Miwa, (2) menghitung nilai tambah dari produk
olahan tahu, (3) mengidentifikasi faktor–faktor yang berpengaruh terhadap nilai
tambah produk tahu, dan (4) memberikan rekomendasi pada upaya peningkatan
nilai tambah dari produk tahu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) dari tahapan proses pengolahan
tahu yaitu pemilihan biji kedelai, pencucian biji kedelai, perendaman biji kedelai,
penggilingan biji kedelai, perebusan bubur kedelai, penyaringan bubur kedelai,
pencampuran dengan bahan tambahan, pengumpalan pada sari kedelai
menggunakan asam dari hasil proses sebelumnya, pencetakan, pendinginan tahu
dan perebusan tahu. Rendemen yang dihasilkan yaitu 256,55%, (2) Rata-rata nilai
tambah menggunakan metode hayami dari produk tahu setiap harinya adalah Rp
28.909,29,- dengan rasio nilai tambah 70,30%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
satu kilogram kedelai setelah mengalami proses mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp 28.909,29,-. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari nilai tambah
tersebut adalah Rp. 24.284,29,- dengan nilai rasio 84%, (3) faktor - faktor yang
mempengaruhi UMKM Tahu Sutra Miwa dengan menggunakan metode
prospektif antara lain kualitas bahan baku, jumlah kapasitas produksi, biaya bahan
baku, jenis bahan tambahan, jumlah tenaga kerja, keterampilan tenaga kerja,
efesiensi bahan bakar, kemampuan teknologi, pengemasan, upah tenaga kerja,
harga jual produk, kualitas produk yang dihasilkan, dan permintaan pasar. Adapun
faktor kunci yang diperoleh adalah jumlah kapasitas produksi, biaya bahan baku,
kualitas bahan baku, kualitas produk yang dihasilkan, dan pengemasan, dan (4)
Upaya dalam meningkatkan nilai tambah pada produk tahu adalah dengan
meningkatkan jumlah kapastias produksi, menyesuaikan biaya bahan baku,
meningkatkan kualitas bahan baku, meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan, dan meningkatkan kualitas pengemasan.