dc.description.abstract | Pembelajaran sejarah bertujuan mengembangkan historical thinking skill
yang menjadi dasar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill). Namun pada
kenyataannya dari hasil observasi pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 SMA
Negeri Jenggawah memiliki permasalahan terkait rendahnya higher order
thinking skill, hal tersebut ditunjukkan: (1) materi yang disampaikan oleh
pendidik hanya terfokus pada fakta-fakta sejarah berupa tanggal dan tokoh dari
peristiwa sejarah; (2) 80% peserta didik hanya mampu menjawab pertanyaan pada
ranah kognitif C1 dan C2; (3) 70% peserta didik dalam menyampaikan materi
diskusi tidak menggunakan bahasa sendiri melainkan hanya dengan menggunakan
bahasa buku teks; (4) 65% peserta didik masih kesulitan menyampaikan pendapat
dari berbagai sudut pandang. Selain itu metode pembelajaran yang digunakan di
dalam kelas masih menggunakan metode pembelajaran ceramah atau
konvensional sehingga tujuan pembelajaran sejarah belum tercapai sepenuhnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, strategi brain based learning digunakan
untuk meningkatkan higher order thinking skill dan hasil belajar peserta didik.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah
penerapan strategi brain based learning dalam pembelajaran sejarah dapat
meningkatkan higher order thinking skill peserta didik pada mata pelajaran
sejarah kelas XI IPS 2 SMA Negeri Jenggawah tahun ajaran 2018/2019; (2)
bagaimanakah penerapan strategi brain based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS 2 SMA Negeri
Jenggawah tahun ajaran 2018/2019. Tujuan penelitian untuk menganalisis strategi
brain based learning dalam meningkatkan higher order thinking skill dan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS 2 SMA Negeri
Jenggawah dengan jumlah 32 peserta didik. Desain penelitian
denganmenggunakan skema model Kemmis and Taggart, metode pengumpulan
data menggunakan model observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.
Hasil penelitian menunjukkan persentase higher order thinking skill
peserta didik, sebagai berikut: (1) pada indikator menganalisis siklus 1 sebesar
58,59%, pada siklus 2 diperoleh sebesar 73,44%, dan pada siklus 3 sebesar
81,30%; (2) pada indikator mengevaluasi siklus 1 diperoleh sebesar 52,34%, pada
siklus 2 diperoleh sebesar 68,75%, dan pada siklus 3 sebesar 79,70%; (3) pada
indikator mengkreasi siklus 1 diperoleh sebesar 48,44%, pada siklus 2 diperoleh
sebesar 64,06%, dan pada siklus 3 sebesar 76,60%. Sedangkan hasil belajar
peserta didik pada siklus 1 memperoleh rata-rata sebesar 70,5. Pada siklus 2
sebesar 77,03 dan pada siklus 3 sebesar 78,93.
Kesimpulan hasil penelitian: (1) penerapan strategi brain based learning
dapat meningkatkan higher order thinking skill peserta didik kelas XI IPS 2 SMA
Negeri Jenggawah pada mata pelajaran sejarah, pada siklus 1 persentase secara
klasikal sebesar 53,10% pada siklus 2 persentase secara klasikal meningkat
sebanyak 15,65% sehingga menjadi 68,75%, pada siklus 3 persentase klasikal
meningkat dari siklus 2 sebanyak 10,45% sehingga ketuntasan klasikal meningkat
menjadi 79,20%; (2) penerapan strategi brain based learning dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 2 SMA Negeri Jenggawah pada mata
pelajaran sejarah, rata-rata hasil belajar pada siklus 1 sebesar 70,50 meningkat
3,53 sehingga siklus 2 diperoleh hasil sebesar 74,03, pada siklus 2 meningkat 4,9
sehingga siklus 3 diperoleh hasil sebesar 78,93. Penelitian ini dapat dijadikan
referensi bagi penelitian selanjutnya, dan juga sebagai rekomendasi terkait strategi
pembelajaran brain based learning dan higher order thinking skill pada
pembelajaranssejarah. | en_US |