dc.description.abstract | Sebagai proses, fisika sebagai kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan
pengetahuan tentang alam dan untuk menemukan pengetahuan baru. Dalam proses
pembelajaran fisika diperlukan kemampuan intelektual. Salah satu indikator dari
perilaku intelektual adalah kemampuan dalam menyelesaikan/memecahkan masalah
(problem solving). Kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving) adalah
keterampilan intelektual yang di nilai sebagai hasil belajar yang penting dan signfikan
dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran perlu menggunakan strategi,
metode, teknik, model maupun pendekatan untuk meningkatkan kemampuan
menyelesaikan masalah. Masalah adalah pertanyaan atau isu yang tidak pasti dan harus
diperiksa dan dipecahkan. Berdasarkan strukturnya, masalah dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu masalah yang terstruktur dengan baik (well structured problem),
dan masalah yang tidak terstruktur dengan baik (ill structured problem). Tujuan dari
pembelajaran fisika pada kurikulum 2013 menekankan bahwa siswa harus memiliki
kemampuan menyelesaikan maslah dengan baik. Dilandasi dengan pemaparan tersebut
maka perlu dilakukannya identifikasi kemampuan menyelesaikan masalah.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif, dengan penentuan
daerah penelitian menggunakan metode purpose sampling area. Tempat yang
digunanakan untuk penelitian yaitu SMA Muhammadiyah Jember dengan
pertimbangan tertentu. Subjek penelitian ini adalah kelas XII IPA 1, XII IPA 4, XII
IPA 5 di SMA Muhammadiyah Jember. Alasan pemilihan kelas tersebut adalah karena
saran dari guru bidang studi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
2017/2018.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa
dalam menyelesaikan well dan ill structured problem secara keseluruhan yaitu,
kemampuan siswa dalam mengenali masalah pada well structured problem sebagian besar sudah sangat baik sedangkan pada ill structured problem hanya 18,63% siswa
pada kategori sangat baik. Kemampuan siswa dalam merencanakan strategi pada well
structured problem sebagian besar sudah sangat baik sedangkan pada ill structured
problem 0% siswa pada kategori sangat baik. Kemampuan siswa dalam menerapkan
strategi pada well structured problem hanya 46,08% siswa yang mampu menerapkan
strategi dengan sangat baik sedangkan pada ill structured problem 0% siswa yang
mampu menerapkan strategi dengan sangat baik. Pada well structured problem,
14,70% siswa pada kategori cukup, kurang bahkan sangat kurang Pada ill structured
problem, 96,96% siswa pada kategori cukup, kurang bahkan sangat kurang.
Kemampuan siswa dalam melakukan evaluasi baik pada well structured problem
maupun ill structured problem masih belum baik. Pada well structured problem, 3,92%
siswa masih pada kategori sangat kurang sedangkan pada ill structured problem
43,14% siswa pada kategori sangat kurang. | en_US |