Show simple item record

dc.contributor.advisorDewanti, Parawita
dc.contributor.authorHIDAYAT
dc.date.accessioned2019-08-23T02:17:29Z
dc.date.available2019-08-23T02:17:29Z
dc.date.issued2019-08-23
dc.identifier.nimNIM141510501167
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92136
dc.description.abstractTebu (Saccharum officinarum L.) merupakan jenis tanaman yang banyak dibudidayakan sebagai komoditas penghasil gula. Masih kurangnya kebutuhan bibit tanaman tebu, sehingga dibutuhkan metode perbanyakan tanaman menggunakan kultur jaringan melalui kultur cair untuk memperoleh tanaman dalam jumlah yang banyak. Kultur suspensi merupakan metode perbanyakan tanaman dengan mengembangbiakan sel embriogenik tanaman tebu pada media cair dengan pemberian hormon yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi BAP dan Kinetin yang paling efektif pada hasil suspensi sel embriogenik dan juga regenerasi yang dihasilkan. Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium CDAST (Center for Development of Advanced Sciences and Technology), Universitas Jember dari bulan Maret sampai Oktober 2018.Pada penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 9 perlakuan yang didapatkan dari pemberian komposisi BAP dan Kinetin sebagai berikut : A (TanpaBAP dan Kinetin), B (BAP 0,5 mgL -1 ), C (BAP 1 mgL -1 ), D (Kinetin 0,25 mgL-1 ), E (Kinetin 0,5 mgL1 ), F (BAP 0,5 mgL -1 + Kinetin 0,25 mgL-1 ), G (BAP 0,5 mgL -1 + Kinetin 0,5 mgL-1 ), H (BAP 1 mgL -1 + Kinetin 0,25 mgL-1 ) danI (BAP 1 mgL -1 + Kinetin 0,5 mgL-1 ). Data yang diperoleh diolah secara SEM (Struktural Equation Modeling) dan ditabulasi dari masing masing paramater pengamatan. Variabel pengamatan terdiri dari morfologi dan warna kalus, histologi jaringan, respon pertumbuhan kalus (kalus embriogenik, jumlah dan panjang koleoptil serta jumlah dan panjang tunas). Percobaan diawali dengan proses induksi kalus yang didapatkan dari eksplan berupa pucukan daun tebu yang menggulung (Spindle Leaf). Induksi dilakukan selama 6 minggu dan diinkubasi ditempat gelap. Tahap selanjutnya adalah proliferasi menggunakan media padat untuk pembentukan somatik embriogenesis selama 3 minggu inkubasi dengan kondisi gelap dan terang. Kalus yang sudah memasuki fase koleoptilar kemudian dipindahkan pada media suspensi. Hasil menujukkan bahwa konsentrasi BAP dan Kinetin sebesar 0,5 mgL - 1 dan 0,25 mgL-1 merupakan konsentrasi terbaik yang ditambahkan pada media kultur suspensi dengan parameter jumlah koleoptil sebesar 27 dan panjang koleoptil sebesar 0,663 cm. Regenerasi didapatkan setelah perlakuan kultur suspensi, hasil terbaik pada regenerasi ditunjukkan dengan paramater jumlah tunas sebesar 23,67 pada penambahan konsentrasi BAP dan Kinetin sebesar 0,5 mgL -1 dan 0,25 mgL-1 .en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries141510501167;
dc.subjectTebu (Saccharum officinarum L.)en_US
dc.subjectKultur Suspensien_US
dc.subjectBAPen_US
dc.subjectKinetinen_US
dc.titleKultur Suspensi Sel Embriogenik Tebu (Saccharum Officinarum L.) Menggunakan BAP (6-Benzylaminopurine) Dan Kinetinen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record