dc.description.abstract | Sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang
bermanfaat bagi tubuh yaitu berperan dalam metabolisme tubuh serta dapat
menurunkan kejadian penyakit tidak menular. Data Riskesdas 2007-2013
menunjukkan bahwa secara nasional perilaku penduduk umur >10 tahun yang
kurang mengonsumsi sayur dan buah masih tinggi yaitu masing-masing 93,6%
dan 93,5%. Penelitian Hermina dan Prihatini (2016:212) menyebutkan bahwa
remaja adalah kelompok umur tertinggi yang kurang mengonsumsi sayur dan
buah (98,4%). Remaja usia 13-15 tahun memiliki konsumsi buah dan sayur lebih
rendah dibanding anak usia 5-10 tahun dan usia 16 tahun ke atas. Perilaku makan
remaja cenderung memilih makanan dan selingan yang mengandung tinggi lemak,
gula, garam, energi, sedikit serat, vitamin, dan mineral yang berpengaruh buruk
bagi kesehatan di masa selanjutnya yaitu dapat meningkatkan risiko penyakit
tidak menular saat dewasa dan lansia. Laporan Akhir Penyusunan Rencana Aksi
Daerah Pangan dan Gizi Kabupaten Jember Tahun 2015 menunjukkan konsumsi
sayur dan buah pedesaan 62,4-353,2 gram/kap/hari lebih rendah dibandingkan
konsumsi sayur dan buah perkotaan 160,4-368,6 gram/kap/hari. Berdasarkan studi
pendahuluan menggunakan food frequency questionaire semi kuantitatif, SMP
Negeri 3 Silo merupakan sekolah menengah pertama yang para siswanya
memiliki konsumsi sayur dan buah paling rendah diantara 12 sekolah menengah
pertama di Kecamatan Silo dan didukung dengan kantin sekolah yang tidak
menyediakan menu sayur dan buah (tidak menjual makanan yang mengandung
sayur dan buah). Berdasarkan 31 siswa yang diwawancarai mengenai konsumsi
sayur dan buah didapatkan hasil sebagian besar siswa kurang mengonsumsi sayur
dan buah (74,2%) sedangkan rata-rata konsumsi sayur dan buah 320 gram per
hari.hari.
vii
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik responden, struktur
keluarga, faktor internal, faktor eksternal dan konsumsi sayur dan buah serta
menganalisis hubungan karakteristik responden, struktur keluarga, faktor internal,
faktor eksternal dengan konsumsi sayur dan buah.
Penelitian ini dilakukan bulan Oktober-Januari 2019, dengan jenis penelitian
analitik melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan
teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan kepada 86 responden
pada siswa yang berusia 13-15 tahun, tidak masuk karena sakit > 5 hari dan tidak
berdomisili di Kecamatan Silo. Konsumsi sayur dan buah remaja diukur dengan
food frequency questionaire semi kuantitatif dan faktor yang berhubungan dengan
konsumsi sayur dan buah diukur menggunakan angket tentang karakteristik
responden, struktur keluarga, faktor internal dan faktor eksternal. Analisis data
penelitian menggunakan chi square dengan derajat kemaknaan 95% (α=0,05).
Hasil penelitian ini sebagian besar responden kurang mengonsumsi sayur dan
buah (86,4%) dan responden cukup mengonsumsi sayur dan buah (13,6%). Ratarata konsumsi sayur 141,7254 gram/hari, rata-rata konsumsi buah 129,0358
gram/hari dan rata-rata konsumsi sayur dan buah 267,5201 gram/hari. Faktor yang
tidak berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah pada remaja yaitu status
bekerja ayah dan kesukaan makan buah. Faktor yang berhubungan dengan
konsumsi sayur dan buah pada remaja yaitu jenis kelamin, pendapatan, status
bekerja ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, jumlah anggota keluarga, kesukaan
makan sayur, pengetahuan gizi, kebiasaan orang tua, teman sebaya, media massa
dan pola konsumsi fast food. Diharapkan pihak sekolah melakukan penyebaran
informasi dengan menempel poster pentingnya sayur dan buah di ruang kelas dan
meningkatkan pengawasan kantin sehat dengan menyediakan menu makanan dan
minuman yang mengandung sayur dan buah di kantin sekolah setiap hari,
puskesmas melakukan edukasi ke sekolah mengenai pentingnya mengonsumsi
sayur dan buah dan peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai variabel lain seperti uang saku, suku, makan pagi, aktivitas fisik, aturan
keluarga dan niat. | en_US |