dc.description.abstract | Model pembelajaran sentra main peran kecil merupakan salah satu dari model pembelajaran sentra untuk melatih perkembangan anak melalui kegiatan bermain. Pada dasarnya model pembelajaran sentra main peran kecil memberikan rangsangan untuk memunculkan kreativitas dan inovasi melalui kegiatan bermain serta membuat anak tertarik, fokus, serius dan berkonsentrasi dalam pembelajaran. Pelaksanaan sentra yang baik didukung dengan perencanaan guru yang matang, sistematis dan penataan ruangan yang sesuai dengan jumlah anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan model pembelajaran sentra main peran kecil pada Kelompok B di PAUD Terpadu Al-Furqan kabupaten Jember tahun ajaran 2018/2019?. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran sentra main peran kecil pada Kelompok B di PAUD Terpadu Al-Furqan kabupaten Jember tahun ajaran 2018/2019.
Subjek penelitian adalah guru sentra main peran kecil Kelompok B di PAUD Terpadu Al-Furqan Jember. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi. Adapun teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran sentra main peran kecil pada Kelompok B di PAUD Terpadu Al-Furqan Jember tahun ajaran 2018/2019 berlangsung melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada proses perencanaan, guru menyusun rencana pembelajaran secara terkoordinasi dengan Kepala Sekolah, Koordinator Kurikulum, dan guru-guru lainnya. Pada proses pelaksanaan, guru mempersiapkan skenario, media dan
mengatur ruang sentra agar sesuai dengan densitas dan intensitas main. skenario disusun oleh guru sentra dengan mencari referensi dari buku cerita, video di channel Youtube atau diskusi dengan rekan guru. Setelah itu guru memberikan pijakan awal main dengan mengenalkan tema dan topik, skenario main peran, kemudian membagi peran, mengingatkan aturan main. Pijakan individu saat main dilakukan oleh guru dengan cara mengamati kegiatan main anak dan mencatat perkembangan anak dan tampilan anak dalam bermain peran juga memberikan pijakan sesuai dengan lima skala pendampingan. Pijakan setelah main dimulai dengan memberitahukan batas waktu main, mengajak anak membereskan alat-alat main. Proses evaluasi dilakukan dengan cara recalling yakni dengan cara mengajak masing-masing anak menceritakan kegiatan mainnya. Faktor penghambat yang dirasakan guru adalah keterbatasan waktu untuk menyiapkan media, adanya permainan pembangunan yang mengalihkan perhatian anak, adanya anak-anak yang kurang fokus dan kurang kontrol sehingga perlu sering diingatkan, serta skenario yang kurang diminati anak-anak. Selain itu, faktor pendukung adalah media dan alat main yang bervariasi, peran guru, dan kerjasama yang baik dari 3 (tiga) pilar utama yaitu pemerintah, masyarakat dan sekolah, dukungan wali murid serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah hendaknya sekolah menyediakan buku-buku cerita dan video-video yang dapat membantu guru untuk menyusun skenario yang lebih sesuai dengan minat anak usia dini. Workshop dan pelatihan menyusun skenario untuk anak usia dini untuk membantu semua guru mengembangkan keterampilan dalam menyusun skenario yang lebih sesuai dengan minat anak usia dini. | en_US |