dc.description.abstract | Invasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke Afghanistan merupakan
langkah memberantas terorisme yang bermarkas di Afghanistan. Setelah serangan
World Trade Centre (WTC) 11 September 2001, Amerika Serikat memulai
kampanye Perang Melawan Terorisme mereka di Afganistan. Tidak kurang dana 1
triliyun dolar dikucurkan guna memenuhi kebutuhan invasi. Dana-dana tersebut
diperuntukkan untuk meningkatkan kemampuan perang secara konvensional,
meningkatkan pengeluaran untuk senjata, seperti jet pertahan nasional, rudal,
pesawat tempur, tank dan pesawat pembom jarak jauh. Serta biaya yang
dikeluarkan untuk perombakan lembaga intelejen Amerika dan program keamanan
tanah air.
Hal tersebut ternyata berdampak Amerika Serikat mengalami defisit
anggaran keuangan. Salah satu penyebabnya adalah pengeluaran negara Amerika
Serikat untuk menginvasi Irak dan perang di Afghanistan. Negara ini memiliki
hutang besar, yakni 14 triliun dollar AS. Kondisi tersebut mendesak Amerika
Serikat untuk segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang semakin
buruk.
Keberhasilan Amerika Serikat menumbangkan pemerintahan Taliban dan
memberantas jaringan Al-Qaeda telah menjadikan Amerika Serikat optimis akan
tercipta Afghanistan yang damai dan tumbuhnya demokrasi di Afghanistan.
Dengan runtuhnya pemerintahan Taliban serta tewasnya Osama bin Laden
Amerika Serikat merasa bahwa misinya telah tercapai. Kepentingan yang dimiliki
oleh Amerika Serikat juga telah terwujud di Afghanistan. Amerika Serikat
dianggap sebagai pahlawan dunia kerena berhasil menghancurkan pemimpin
terorisme Osama bin Laden.
Dari berbagai keberhasilan yang telah dicapai Amerika Serikat, Amerika
Serikat mulai memikirkan relevansinya bertahan di Afghanistan. Amerika Serikat
tentunya mulai menciptakan goal condition di Afghanistan. Dengan mengakhiri
invasi dan memutuskan menarik pasukannya dari Afghanistan. Saat Amerika
Serikat memutuskan untuk menginvasi Afghanistan guna memberantas terorisme,
biaya yang dikeluarkan sebanding dan prestice yang dicapai. Namun ketika
kepentingan Amerika Serikat telah tercapai, Amerika Serikat mulai memikirkan
menarik militernya dari Afghanistan. Keputusan tersebut tentunya dipengaruhi
oleh berbagai faktor internal (internal setting) dan juga faktor eksternal (eksternal
setting).
Kepentingan Amerika Serikat telah terpenuhi, jika invasi tersebut
diteruskan tentunya tidak akan memberikan keuntungan yang signifikan bagi
Amerika Serikat. Saat ini apa yang menjadi kepentingan Amerika Serikat telah
tercapai. Jika invasi di Afghanistan tetap dilanjutkan tentunya akan merugikan
pemerintah Amerika Serikat. Biaya yang dikeluarkan juga tidak sebanding lagi
dengan apa yang didapat Amerika Serikat saat ini. Yang terjadi hanyalah
membuang tenga dan materil dengan percuma. Tentunya Amerika Serikat tidak
ingin negaranya menanggung hutang besar demi sesuatu yang tidak
menguntungkan. Amerika Serikat harus mengakhiri invasinya karena jika
dilanjutkan akan mendatangkan kerugian berkelanjutan bagi Amerika Serikat.
Desakan situasi yang terjadi memaksa Amerika Serikat menciptakan goal
condition untuk mengakhiri invasi di Afghanistan. Oleh karena itu Amerika
Serikat mengambil tindakan menarik pasukannya dari Afghanistan pada Juni 2011,
dan akan berakhir pada tahun 2014. | en_US |